Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/11/2018, 19:08 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

KIEV, KOMPAS.com - Ukraina meradang dengan pernyataan Rusia yang bakal mengerahkan sistem rudal S-400 tambahan di Semenanjung Crimea.

Direktur Politik Kementerian Luar Negeri Ukraina Olexiy Makeyev kepada Al Jazeera Rabu (28/11/2018), mengecam langkah yang dibuat Kremlin.

Baca juga: Rusia Tambah Sistem Pertahanan Udara S-400 di Crimea

Dia menyebut pemasangan sistem rudal dengan kode NATO SA-21 Growler itu tidak saja berbahaya bagi Ukraina, namun juga seluruh kawasan Laut Hitam.

Makeyev menyebut dengan jangkauan hingga 400 kilometer, S-400 bisa mengancam negara anggota NATO lainnya yang ada di Laut Hitam.

"Apalagi, kami tentunya telah mengetahui bahwa sistem rudal tersebut juga bisa dipakai untuk menghancurkan target di darat," kata Makeyev.

Dia melanjutkan, pendudukan Crimea yang dilakukan Rusia sejak 2014 memungkinkan mereka untuk membawa berbagai jenis persenjataan baru.

Termasuk di dalamnya pesawat yang bisa membawa bom nuklir maupun kapal perang yang bahkan bisa menjangkau hingga cekungan Mediterania.

"Militerisasi Rusia memberikan ancaman keamanan tidak saja bagi selatan Eropa. Namun juga Afrika Utara dan Timur Tengah," tegasnya.

Sebelumnya, juru bicara Distrik Militer Selatan Rusia Vadim Astafiyev berkata pihaknya bakal segera menambah jumlah S-400.

Merujuk kepada laporan harian lokal RIA Novosti, sistem pertahanan tersebut diharapkan bisa beroperasi sebelum akhir 2018.

Kabar pengerahan S-400 terjadi di tengah tensi ketegangan yang meninggi antara Ukraina dan Rusia buntut insiden di Selat Kerch Minggu (25/11/2018).

Saat itu, dua kapal artileri ringan dan satu kapal tongkang Ukraina ditembaki dan disita oleh kapal Badan Keamanan Rusia (FSB).

Kapal-kapal itu tengah berlayar dari Odesaa menuju Mariupol, kota pelabuhan Ukraina di Azov, ketika kapal Badan Keamanan Rusia (FSB) menghadang.

Berdasarkan perjanjian 2003, kedua negara sepakat untuk berbagi Laut Azov. Namun keputusan Moskwa membuka jembatan di Kerch memperkeruh situasi.

Baca juga: Tegang dengan Ukraina, Rusia Siagakan Pasukan Tempurnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com