Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Tanzania Pilih Bantuan China daripada Barat, Ini Alasannya

Kompas.com - 28/11/2018, 17:33 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

DAR ES SALAAM, KOMPAS.com - Presiden Tanzania John Magufuli berkata dia lebih memilih untuk menerima bantuan China daripada negara Barat.

Pernyataan itu dia sampaikan setelah pemerintahannya berada dalam tekanan karena bersikap keras kepada komunitas LGBT.

Diwartakan BBC Selasa (27/11/2018), China mulai mengancam pengaruh Barat dengan menjadi investor utama di Benua Afrika.

Baca juga: Pemerintah Tanzania Canangkan Perburuan Kaum Gay

Beijing menjanjikan investasi, pinjaman, hingga bantuan senilai 60 miliar dollar AS, sekitar Rp 871,8 triliun, dalam tiga tahun ke depan.

Magufuli berpidato dalam pembukaan perpustakaan di ibu kota Dar Es Salaam yang dilaporkan mendapat bantuan China sebesar 40,6 juta dollar AS (Rp 589,8 miliar).

"Satu hal yang membuat Anda bahagia adalah tidak ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Jika mereka ingin memberikannya, mereka bakal melakukannya," puji Magufuli.

Presiden yang berkuasa sejak 2015 itu melanjutkan, kedua negara bakal mempererat hubungan karena Tanzania telah dibantu dalam berbagai sektor.

Magufuli mengatakannya setelah pada 15 November, Denmark menangguhkan bantuan 9,8 juta dollar AS, atau sekitar Rp 142,3 miliar.

Bantuan itu tak jadi diberikan setelah Denmark tidak bisa menerima "komentar tentang homofobia" yang didengungkan politisi Tanzania.

Sementara Uni Eropa (UE) juga mengumumkan tengah mengkaji apakah bakal terus memberikan bantuan berkaitan dengan hak kaum gay di sana.

Padahal, UE merupakan mitra pembangunan terbesar di negara kawasan Afrika Timur dengan setiap tahun memberi bantuan 88 juta dollar AS, sekitar Rp 1,2 triliun.

Pada November ini, Gubernur Dar Es Salaam Paul Makonda mengumumkan telah membentuk komite khusus untuk memenjarakan massal kaum gay.

Makonda mengaku kebijakannya mendapat respon 18.000 pesan berisi dukungan dari masyarakat yang resah dengan "aksi bermoral rendah" itu.

"Sebagian dari mereka menyerahkan nama orang-orang yang mereka anggap sebagai homoseksual," ujar sekutu dekat Presiden John Magufuli itu.

Kementerian Luar Negeri Tanzania kemudian mengeluarkan keterangan resmi bahwa pandangan maupun kebijakan Makonda bukan representasi pemerintah pusat.

Meski begitu, komunitas LGBT mengkritis langkah pemerintah yang dianggap lamban maupun tidak memberikan kecaman terhadap aksi Makonda.

Salah seorang gay yang tak disebutkan identitasnya itu berujar, dia mempertanyakan pemerintah pusat ketika masyarakat Dar Es Salaam berbondong-bondong menyerahkan nama yang diduga gay.

"Kami terpaksa menyembunyikan diri, dan hidup dalam ketakutan jika pemerintah regional mulai melaksanakan penangkapan," tutur pria tersebut.

Baca juga: UE Panggil Dubes Tanzania Terkait Perburuan Kaum Gay

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com