Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tegang dengan Ukraina, Rusia Siagakan Pasukan Tempurnya

Kompas.com - 28/11/2018, 13:30 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Newsweek

MOSKWA, KOMPAS.com - Militer Rusia mengumumkan bakal memastikan pasukan yang berada di perbatasan Ukraina berada dalam kondisi siap tempur.

Pernyataan itu disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia di tengah meningkatnya ketegangan dua negara buntut insiden yang terjadi Minggu (25/11/2018).

Diwartakan Newsweek Selasa (27/11/2018), kemenhan mengumumkan bakal menggelar tes kesiapan formasi dan unit di Distrik Militer Selatan.

Baca juga: Presiden Ukraina: Negara Kami dalam Ancaman Perang dengan Rusia

Distrik militer itu berada di kawasan barat perbatasan Ukraina dan meliputi Semenanjung Crimea yang dicaplok Rusia pada 2014.

Dalam tes itu lebih dari 40 unit dan formasi militer bakal berpartisipasi. Termasuk Armada Laut Hitam, serta armada kecil Caspian.

Latihan itu terjadi setelah tiga kapal perang Ukraina ditahan Angkatan Laut Rusia di Selat Kerch yang berlokasi dekat Crimea.

Pada Senin (26/11/2018), Presiden Ukraina Petro Poroshenko menyatakan dia mendapatkan informasi intelijen bahwa Kremlin menyiapkan pasukan darat.

Ketegangan terjadi ketika kapal artileri ringan kelas Gyurza-M Berdyansk dan Nikopol serta kapal tongkang Yana Kapa ditembaki.

Pihak Rusia berdalih mereka terpaksa menembak setelah ketiga kapal itu menolak untuk berhenti di selat yang memisahkan Laut Hitam dan Laut Azov itu.

Sebanyak 24 pelaut Ukraina ditahan oleh militer Rusia, termasuk kapten Berdyansk Letnan Roman Mokryuk, dengan enam di antaranya mengalami luka tembak.

Badan Keamanan Rusia (FSB) merilis senjata yang ada di kapal itu, beserta dokumen yang menyatakan perjalanan mereka seharusnya rahasia.

Ketika perjalanan kapal itu terbongkar, FSB menerangkan moncong artileri kapal tersebut terangkat 45 derajat dan mengarah ke kapal Rusia dan dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional.

Pemerintah pusat bereaksi dengan parlemen mendukung proposal Presiden Petro Poroshenko untuk menetapkan undang-undang darurat militer.

Baca juga: Presiden Ukraina Klaim Rusia Tengah Siapkan Serangan Darat

UU itu ditetapkan selama 30 hari mulai dari 26 November dan berlaku di 10 titik perbatasan. Poroshenko juga menyatakan negaranya saat ini berada dalam ancaman perang dengan Rusia.

"Jumlah tank Rusia yang ditempatkan di perbatasan mengalami penambahan hingga tiga kali lipat," ungkap Poroshenko dalam wawancara dengan televisi nasional.

Lebih lanjut, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menegaskan aksi penyitaan kapal Ukraina merupakan bentuk pelanggaran hukum internasional.

Sementara Inggris melontarkan kecaman dengan menyatakan Negeri "Beruang Merah" telah melanggar kedaulatan wilayah Ukraina.

Baca juga: Jika Rusia Berperang Melawan Ukraina, Siapa Bakal Unggul?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com