"Kami sangat sedih karena Billy sudah tidak ada lagi. Dia sudah mengajarkan kami banyak hal," ujar Ho.
Menurut Ho, sebagai seekor sapi, Billy termasuk istimewa karena dia dapat membaur dengan spesies yang sama sekali berbeda dengannya sejak muda.
"Billy telah membantu mengubah cara orang-orang dalam melihat hewan ternak, yang dulu dianggap berbahaya dan agresif. Tapi Billy telah mengubah persepsi itu," kata dia.
Juru kampanye Organisasi Lingkungan Greenpeace, Chan Hall-sion, kini mendesak agar para pengunjung pantai di Pulau Lantau agar tidak meninggalkan sampah mereka.
Dia mengatakan, membuangnya ke tempat sampah saja tidaklah cukup karena sampah plastik yang dibuang dapat kembali ditiup angin dan berserakan di sekitar.
"Saya percaya tragedi ini terjadi karena sebagian orang meninggalkan sampah mereka saat pergi ke pantai atau pedesaan," kata Chan.
Baca juga: Saat Sampah Plastik Membunuh Binatang dan Mencemari Lautan Dunia...
Chan menambahkan, sudah waktunya untuk warung dan rumah makan di sekitar pantai berhenti menggunakan peralatan makan plastik sekali pakai. Selain itu pengunjung perlu diedukasi agar tidak memberi makan hewan liar.
"Pengunjung yang pergi ke pantai atau pedesaan sebaiknya membawa alat makan yang dapat digunakan kembali," ujarnya.
Sampah plastik mendominasi 60 hingga 80 persen sampah laut yang ditemukan di sepanjang garis pantai Hong Kong, menurut survei terhadap 34 lokasi pantai oleh WWF Hong Kong pada 2015-2016.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.