Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Ukraina Klaim Rusia Tengah Siapkan Serangan Darat

Kompas.com - 27/11/2018, 15:28 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Newsweek

KIEV, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengklaim bahwa Rusia menyiapkan pasukan darat untuk melakukan serangan.

Dalam pidatonya saat mengusulkan undang-undang darurat militer, Poroshenko menjelaskan dia telah mendapat laporan intelijen Rusia menyiapkan serangan darat.

Baca juga: Trump Tidak Suka Tindakan Rusia Sita Kapal Perang Ukraina

"Kali ini Rusia tidak sembunyi. Mereka terang-terangan berniat menyerang Ukraina," kata Poroshenko seperti dilansir Newsweek Senin (26/11/2018).

Undang-undang darurat itu diusulkan setelah Angkatan Laut Rusia menyerang dan menyita tiga kapal perang Ukraina di Selat Kerch Minggu (25/11/2018).

John Herbst, Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Ukraina periode 2003-2006 berkata, serangan di Selat Kerch memberi pengaruh signifikan.

"Cerita besarnya di sini adalah kapal perang Rusia, di siang bolong, meluncurkan serangan ke arah kapal perang Ukraina," tutur Herbst.

Herbst melanjutkan, ketika mencaplok Crimea pada 2014 atau terlibat konflik di Donbass, ribuan pasukan Rusia menyamar sehingga Moskwa bisa menyangkalnya.

Namun kali ini tidak ada penyangkalan. Kementerian Dalam Negeri Ukraina juga membeberkan video di mana Rusia menyerang kapal tongkang Ukraina.

"Setelah itu Rusia menembak dua kapal lainnya, melukai enam pelaut sebelum menyitanya. Ini jelas agresi terbuka dari satu negara ke negara lain," paparnya.

Sejumlah kritik yang dialamatkan kepada Poroshenko menyatakan presiden 53 tahun itu mengusulkan darurat militer untuk menunda pemilihan umum pada Maret 2019 mendatang.

Jika undang-undang darurat militer diterapkan, maka negara punya kewenangan melakukan pengawasan ketat dan membungkam kebebasan berpendapat hingga media.

Namun, Poroshenko menegaskan dia bakal mengurangi durasi darurat militer dari yang semula 90 hari menjadi 30 hari.

Selain itu, dia menjamin kebebasan berpendapat tidak akan dibelenggu dan menyatakan pemilu bakal diselenggarakan sesuai jadwal.

Dalam keterangan resminya, Kremlin terpaksa menembak dengan menuduh Ukraina sengaja melakukan provokasi dan melanggar kedaulatan wilayah Rusia.

Baca juga: NATO dan Ukraina Bicarakan Ketegangan dengan Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com