Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tak Bisa Sembarangan Ambil Jenazah Pria AS dari Suku Sentinel

Kompas.com - 27/11/2018, 13:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PORT BLAIR, KOMPAS.com - Kepolisian di Kepulauan Andaman dan Nicobar, India, tengah berupaya mengambil jenazah pria Amerika Serikat (AS) yang tewas dipanah suku pedalaman.

John Allen Chau tewas dipanah Suku Sentinel yang mendiami Pulau Sentinel Utara ketika pergi ke sana sendirian pada 16 November.

Nelayan lokal yang membantu aksinya mengaku melihat suku yang disebut paling berbahaya di dunia itu menggotong jenazah Chau di pantai keesokan paginya (17/11/2018).

Baca juga: Ketika Polisi India Gugup Memandang dari Jauh Wajah Suku Sentinel...

Direktur Jenderal Dependera Pathak mengatakan seperti dikutip AP via Hindustan Times Selasa (27/11/2018), saat ini pihaknya tengah berkonsultasi dengan antropolog.

Sebabnya, polisi perlu untuk mempelajari gestur bersahabat yang bisa dipakai untuk mendekati Suku Sentinel demi mengambil jenazah Chau.

"Kami memperhatikan dengan hati-hati apa saja yang mereka lakukan dan apa skenario yang bakal mungkin terjadi di masa depan," kata Pathak.

Antropolog dari Universitas Delhi PC Joshi memaparkan, biasanya mereka memberikan hadiah seperti kelapa dan pisang kepada suku tersebut.

"Namun, kontak dengan mereka tidak terlalu sering dilakukan. Malah, kunjungan ke pulau sudah dihentikan sejak beberapa tahun lalu," kata Joshi.

Sampai mereka mengetahui gestur yang tepat, Pathak mengatakan yang bisa jajarannya lakukan hanyalah mengelilingi pulau itu dan mengawasi mereka.

Sepanjang pekan lalu, polisi sudah dua kali mengitari Pulau Sentinel Utara dan melihat aktivitas suku yang diyakini hidup di sana sejak 50.000 tahun silam.

Ketika di pulau itu Sabtu (25/11/2018), polisi melihat ada sejumlah anggota Suku Sentinel yang berdiri di bibir pantai dengan membawa tombak dan panah.

"Kami hanya melihat mereka dari kejauhan. Begitu juga dengan orang-orang suku itu yang tidak berusaha menyerang petugas kami," kata Pathak.

Dia menuturkan, anggotanya tentu tidak dapat masuk begitu saja ke pulau dan terlibat kericuhan dengan penduduk pulau.

"Mereka adalah harta karun. Kami tidak bisa memaksakan kehendak kami dengan pergi ke sana dan menyakiti mereka," ujar Pathak.

Lebih lanjut, seandainya polisi berhasil mengambil jenazah Chau, Joshi menganggap momen itu sudah terlambat karena jenazahnya sudah pasti membusuk.

"Panas dan kelembaban yang ada di pulau mempercepat proses pembusukannya. Menurut saya usaha pengambilan bakal sia-sia," terang Joshi.

Baca juga: Begini Saran Ahli supaya Dapat Berinteraksi dengan Suku Sentinel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com