SEOUL, KOMPAS.com - Di perhelatan Asian Games 2018 beberapa wkatu lalu, Korea Bersatu untuk pertama kalinya dalam sejarah berhasil meraih medali emas.
Kini, Korea Utara dan Korea Selatan kembali "bersatu" ketika pada Senin (26/11/2018), UNESCO menerima pengajuan keduanya untuk mengakui hulat Korea sebagai salah satu warisan budaya paling berharga di dunia.
Dua Korea awalnya mengajukan aplikasi secara terpisah agar gulat tradisional dimasukkan dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda PBB.
Baca juga: Dicurigai Jadi Mata-mata Korea Utara, Pegawai Negeri Perancis Ditahan
"Fakta bahwa kedua Korea diterima bergabung dengan aplikasi masing-masing memang belum terjadi sebelumnya," kata Kepala UNESCO Audrey Azoulay, seperti dikutip dari AFP.
"Penggabungan ini menandai langkah yang sangat simbolis menuju rekonsiliasi antar-Korea," imbuhnya.
Pengakuan Warisan Budaya Tak Benda UNESCO ini telah disetujui pada pertemuan di Mauritius.
Lalu, seperti apa gulat tradisional Korea? Jika di Korea Utara dikenal dengan sebutan Ssirum, dan Ssireum untuk Korea Selatan.
Gulat ini telah dipraktikan dalam festival pedesaan selama berabad-abad dan memiliki kesamaan dengan sumo di Jepang.
Tapi, gulat tradisional Korea dimulai dengan dua pegulat saling berhadapan. Kemudian mereka memegang selempang kain yang diikatkan di pinggang lawan.
Dengan memakai kekuatan dan teknik, mereka menjatuhkan lawan hingga tubunnya menyentuh tanah.
Baca juga: Kehabisan Material Baja, Korea Utara Berupaya Impor dari China
Di Korea Selatan, pegulat tidak mengenakan atasan dan hanya memakai celana pendek ketat. Sementara, pegulat di Korea Utara mengenakan jaket tanpa lengan.
Pertandingan gulat tradisional di Korea Selatan digelar pada arena berpasir, sedangkan di Korea Utara memakai matras bulat.
Pada 2003, pernah terselenggara satu kompetisi gulat antar-Korea di pulau Jeju.
Pengajuan gulat tradisional itu sudah diajukan sejak 2016 oleh Korea Selatan, dan Korea Utara menyusul setahun kemudian.
Pada pertemuan di Paris lalu dengan Presiden Moon Jae-in, Azoulay menyarankan agar permintaan tersebut digabungkan. Kedua negara sepakat untuk melakukannya.
Ternyata pengajuan Warisan Budaya Tak Benda UNESCO yang dilakukan dua Korea secara terpisah pernah terjadi sebelumnya.
Baca juga: Korea Utara: Sanksi AS Tidak Manusiawi
Korea Selatan berhasil menambahkan tradisi membuat kimchi pada 2013, menyusul kemudian Korea Utara pada 2015.
Lagu rakyat Korea berjudul "Arirang" juga telah diakui UNESCO pada 2012 untuk Korea Selatan dan dua tahun kemudian untuk Korea Utara.
Seperti diketahui, kedua negara secara teknis masih berperang usai berakhirnya konflik 1950-1953 dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.