Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah dari Argentina, Korsel, dan Indonesia Hanyut ke Pesisir Inggris

Kompas.com - 26/11/2018, 11:25 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber Daily Mail

LONDON, KOMPAS.com - Sampah dari seluruh dunia terdampar sampai ke Guernsey, Kepulauan Channel, Inggris.

Melansir Daily Mail, Minggu (25/11/2018), kelompok pembersih pantai menemukan sampah-sampah itu berasal dari Korea Selatan, Argentina, Turki, Rusia, Spanyol, Malaysia, dan bahkan Indonesia.

Temuan itu sekaligus menjadi bukti nyata bahwa pesisir Inggris menjadi "tempat akhir" pembuangan sampah dunia.

Baca juga: Sampah dan Plastik Jadi Ancaman, seperti Apa Kebijakan Pemerintah?

Beberapa sampah itu termasuk tumpukan plastik, karet, jaring, polister, perkakas, tabung, dan karung.

Produk mereka WD40 yang berasal dari Korea Selatan berarti menunjukkan kaleng tersebut telah mengapung sejauh lebih dari 9.400 km.

Sementara, kaleng berkarat dari Argentina sampai ke pulau tersebut yang jaraknya sekitar 11.200 km.

Selain itu, ada temuan lain seperti botol pelembab dari Rusia, botol asal Turki, bungkus makanan dari Spanyol, dan sampah dari China serta Malaysia.

Fotografer Richard Lord yang bergabung dengan kelompok pembersih pantai selama 10 tahun mengunggah foto-foto sampah itu ke media sosial.

"Pembersih pantai menemukan produk dari AS, Spanyol, Kanada, Argentina, Perancis, China, Korea Selatan, Indonesia, Yunani, Tunisia, Turki, Singapura, Nigeria, Korea Selatan, Malaysia, Rusia, Jerman, Denmark, dan Belanda," katanya.

"Sampah-sampah laut menjadi bahaya utama bagi satwa liar," ucapnya.

Pembersih pantai lainnya, Janet Unitt, mengaku pernah menemukan sampah dari Asia Timur seperti botol kosong jus jeruk.

"Kemudian semakin saya membersihkan tanjung yang berbatu, semakin saya menemukan barang-barang dari Eropa dan Asia Timur," ucapnya.

"Mengapa sebuah pulau kecil di tengah-tengah Selat Inggris mendapat sampah dari lokasi yang jauh? Itu membuat saya marah," imbuhnya.

Baca juga: 1,7 Ton Sampah Plastik Ditemukan di Sekitar Laut Tempat Paus Mati

Asal sampah itu dapat dilacak melalu kode serial dan bahasa pada labelnya.

Julian Kirby dari Friends of the Earth mengatakan, pemerintah perlu memperkenalkan undang-undang harus menghentikan penggunaan plastik yang tidak perlu.

"Masyarakat pesisir di seluruh dunia harus berurusan dengan gelombang harian dari polusi plastik," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com