Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Negara yang Dapat Bantuan dari Uni Soviet Sejak Era Perang Dingin

Kompas.com - 23/11/2018, 17:49 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS - Saat Perang Dingin pecah pada akhir 1940-an, Uni Soviet menjadi pesaing berat bagi Amerika Serikat untuk menjadi negara nomor satu di dunia.

Pihak Moskwa tidak main-main dalam mengeluarkan biaya dan memberi bantuan militer atau persenjataan demi membantu negara sosialis yang ingin memproklamasikan diri.

Uni Soviet memberikan bantuan ke beberapa negara berkembang untuk membentuk sekutu. Hal ini untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa Uni Soviet memiliki pengaruh yang besar.

Namun, hal ini malah menjadikan Uni Soviet terlalu melakukan pemborosan.

Dilansir dari Russian Beyond The Headline, terdapat lima negara yang mendapat bantuan Uni Soviet setelah menganut sosialisme, apa saja?

1. Mongolia

Negara ini cukup tak terdengar sejak jatuhnya Kekaisaran Genghis Khan pada Abad Pertengahan. Mongolia tercatat sebagai sekutu setia Uni Soviet sejak 1920-an hingga kejatuhannya.

Pasukan Mongolia bertempur melawan Jepang bersama Beruang Merah selama Perang Dunia II. Bahkan, pada 1956 Mongolia meminta untuk menjadi bagian dari Uni Soviet, tetapi Moskwa menolak tawaran itu.

Bagaimanapun juga, jumlah utang yang diberikan Uni Soviet kepada Mongolia berkisar 11,4 miliar dollar AS. Akan tetapi, negara yang tidak begitu makmur di Asia Timur ini tak mampu mengembalikan uang itu.

Pada 2003, Rusia mengeluarkan 11,1 miliar dollar AS. Mongolia akhirnya membayar 300 juta dollar AS dan kemudian Rusia menghapuskan sedikit utangnya.

2. Kuba

Negara dengan ibu kota Havana ini menjadi yang paling banyak dari segi jumlah utang kepada Rusia. Pada 2014, Vladimir Putin menghapus 31,5 miliar dollar AS utang Kuba atau 90 persen. Sementara, keseluruhan utangnya berjumlah lebih dari 35 miliar dolar AS.

Namun, menurut Uni Soviet saat itu, benteng sosialisme di belahan barat terlalu penting ketimbang utang.

Moskwa memberikan pinjaman kepada Kuba untuk membantu meningkatkan sistem pendidikan dan kesehatan, persediaan minyak, makanan, dan peralatan teknis.

Sebagai imbalan, Kuba memasok gula tebu dalam jumlah besar ke Uni Soviet, yang terpenting adalah Sosialisme Komunis tetap sejalan.

Kuba mengirim pasukannya untuk bertempur sebagai relawan dalam konflik di Angola atau Ethiopia, dengan selalu mendukung pihak pro-Soviet.

3. Suriah

Suriah yang dibicarakan adalah pada era Perang Dingin, saat dipimpin Hafez al-Assad, ayah dari Presiden Suriah saat ini Bashar al-Assad.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com