Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Izinkan Militer AS Menembak Migran di Perbatasan

Kompas.com - 23/11/2018, 09:10 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN

PALM BEACH, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengonfirmasi adanya otorisasi baru kepada militer yang dikerahkan membantu polisi perbatasan menghalau migran ilegal.

Berbicara kepada awak media dalam perayaan Thanksgiving di kediamannya di Mar-a-Lago Florida, Trump mengatakan dia mengizinkan militer menembak migran.

"Jika mereka harus melakukannya (menembak), saya memberikan izin. Saya harap mereka tak perlu," kata Trump diwartakan CNN Kamis (22/11/2018).

Baca juga: Militer AS Diizinkan Pakai Senjata Mematikan untuk Halau Migran

Konfirmasi itu memperkuat laporan sebelumnya bahwa dia menerima memorandum yang memberikan kewenangan baru kepada pasukan.

Selain menggunakan senjata mematikan, militer juga diperkenankan membantu pencarian, pengendalian massa, hingga penahanan jika ada massa yang berulah.

Sebelum memo yang ditandatangani Kepala Staf Gedung Putih John Kelly muncul, militer terikat oleh Undang-undang Posse Comitatum.

Dalam UU yang berlaku 18 Juni 1878, militer dilarang melakukan penegakan hukum sipil seperti menangkap, mencari, dan memenjarakan kecuali perintah dari presiden.

Militer yang ditempatkan di perbatasan tidak boleh membantu aparat penegak hukum kecuali diri mereka sendiri dalam bahaya.

Tanpa memberi bukti, Trump berkata mereka tak punya pilihan lain jika harus berhadapan dengan migran yang dilaporkan berjumlah antara 8.000-10.000 orang itu.

"Di dalam massa tersebut, Anda harus berurusan dengan 500 pelaku kriminal. Selain mereka adalah orang-orang liar. Jadi kami tak punya pilihan," terang Trump.

Adapun Menteri Pertahanan James Mattis menyatakan hingga saat ini, mereka belum menerima permintaan menggunakan senjata mematikan dari Kementerian Keamanan Dalam Negeri.

Sampai permintaan resmi itu datang, militer AS bakal menggunakan peralatan anti huru-hara seperti perisai dan tongkat pemukul.

Presiden 72 tahun itu mengerahkan sekitar 5.800 personel militer untuk membantu polisi perbatasan menghalau migran dari Amerika Tengah.

Mereka kebanyakan berasal dari Segitiga Utara seperti El Salvador, Guatemala, dan Honduras dan menyeberang melalui Meksiko.

Mereka hendak mencari suaka di AS dan melarikan diri dari kekerasan geng dan persekusi yang mereka terima di negara asal.

Baca juga: Halau Migran, Tentara AS Bakal Dipersenjatai Tongkat Pemukul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com