Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pembunuhan Khashoggi Bikin Status MBS Terancam, Ini Sikap Saudi

Kompas.com - 22/11/2018, 13:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

RIYADH, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Arab Saudi menanggapi adanya isu bahwa posisi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) sebagai Putra Mahkota terancam.

Dalam wawancaranya kepada CBS seperti dikutip Al Jazeera Kamis (22/11/2018), Adel al-Jubeir menyatakan kabar tersebut sangat memalukan.

Baca juga: Buntut Pembunuhan Khashoggi, Posisi MBS sebagai Putra Mahkota Terancam

Sangat tak bisa diterima. Kerajaan Arab Saudi sangat berkomitmen kepada kepemimpinan saat ini," tutur menlu berusia 56 tahun itu.

Jubeir melanjutkan, MBS mendapatkan kepercayaan ayahnya, Raja Salman, maupun dari seluruh rakyat Saudi karena programnya.

"Beliau merupakan arsitek dan pengendali di balik program reformasi di Arab Saudi, termasuk Visi 2030," tegas Jubeir.

Sebelumnya, Reuters yang mengutip sumber internal Saudi melaporkan mulai terdapat gerakan untuk mengganti MBS sebagai putra mahkota.

Isu itu berhembus setelah MBS disorot atas kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Istanbul, Turki, pada 2 Oktober.

Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA), seperti dilaporkan The Washington Post, meyakini MBS yang memerintahkan untuk membunuh Khashoggi.

Kepada Reuters, sumber itu berkata para pangeran Dinasti Al Saud bajal merekomendasikan paman MBS, Pangeran Ahmed bin Abdulaziz.

Sebagai monarki yang menganut tradisi kesukuan, setiap pangeran dari keluarga cabang Dinasti Al Saud bisa mengajukan kandidat putra mahkota.

Pangeran berusia 76 tahun itu merupakan satu-satunya anggota Dewan Kesetiaan yang menentang penunjukan MBS sebagai putra mahkota pada 2017.

Mereka berencana mengajukan Pangeran Ahmed setelah Raja Salman yang notabene merupakan kakaknya wafat. Sumber itu berujar dia merupakan kandidat yang tepat.

Sumber Saudi itu meyakini jika naik takhta, Pangeran Ahmed tidak akan mengubah reformasi yang sudah dilakukan oleh MBS.

"Pangeran Ahmed bakal menghormati kontrak jual beli senjata, dan memulihkan persatuan dinasti," kata sumber tersebut.

Baca juga: Menlu Saudi: Desakan untuk Mengganti MBS Sudah Keterlaluan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com