Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/11/2018, 22:29 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - Otoritas India menuding Pakistan melakukan perencanaan atas serangan granat yang menewaskan tiga orang ketika berlangsungnya upacara keagamaan di Punjab.

Polisi pada Rabu (21/11/2018) menangkap satu orang dan sedang memburu lainnya, yang disebut berada di balik serangan pada Minggu lalu.

Sekitar 250 orang dari sekte agama Nirankari berkumpul untuk berdoa di Amritsar saat granat dilemparkan ke arah mereka.

Baca juga: Pria India Lanjutkan Ritual Pernikahan Meski Baru Saja Ditembak

Selain menewaskan tiga orang, ledakan membuat 20 orang lainnya luka-luka. Nirankari merupakan kepercayaan berbeda dengan Sikh yang mendominasi di negara bagian Punjab.

"Serangan granat merupakan tindakan terorisme," kata Menteri Utama Punjab, Amarinder Singh.

"ISI (Pakistans's Inter-Service Intelligence) menggunakan semua hal semacam ini," imbuhnya.

Dalam peristiwa tersebut, saksi mata mengatakan dua pria bersenjata tiba di kompleks Nirankari Bhawan di desa Adliwal, Amritsar, dengan mengendarai sepeda motor.

Dua penyerang itu masuk ke kompleks, menembak, dan kemudian melemparkan bahan peledak ke kerumunan.

Pelaku juga sempat mengacungkan pistol ke seorang perempuan yang berada di gerbang, sebelum melemparkan granat.

Punjab merupakan wilayah yang terbagi antara India dan Pakistan ketika keduanya berpisah usai kemerdekaan pada 1947. Ada sejarah kekerasan sektarian dan separatis di daerah tersebut.

Baca juga: Badai Tewaskan Gadis yang Dipaksa Tinggal di Gubuk karena Haid

Pada 1984, militer India melancarkan serangan terhadap Kuil Emas di Amritsar yang bertujuan untuk mengusir militan yang menuntut tanah air Sikh yang independen.

Komunitas Sikh sangat marah atas insiden yang dianggap sebagai pencemaran terhadap kuil yang dihormati.

Tahun itu pula, Perdana Menteri Indira Gandhi ditembak mati oleh pengawalnya yang merupakan penganut Sikh.

Pembunuhan tersebut memicu kekerasan anti-Sikh yang menewaskan sekitar 3.000 orang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com