SANA'A, KOMPAS.com - Sebanyak 85.000 balita di Yaman meninggal dunia akibat kelaparan dan penyakit, sejak perang mulai pecah di negara tersebut pada 2015.
Demikian laporan dari organisasi kemanusiaan Save the Children pada Rabu (21/11/2018), seperti diwartakan AFP.
Perkiraan tersebut berdasarkan data yang dikompilasi dari PBB, yang sebelumnya pernah memperingatkan bahwa lebih dari 14 juta orang di Yaman berisiko kelaparan.
"Untuk setiap anak terbunuh oleh bom dan peluru, ada belasan lainnya yang kelaparan sampai meninggal dan itu sebenarnya bisa dicegah," ucap Tamer Kirolos, direktur Save the Children di Yaman.
Baca juga: AS Inginkan Terjadi Gencatan Senjata di Yaman
"Anak-anak yang meninggal karena fungsi organ vital mereka menurun dan berhenti," tuturnya.
"Sistem kekebalan mereka sangat lemah, mereka mudah mendapat infeksi dengan beberapa yang lemah bahkan untuk menangis," imbuhnya.
Dia mengatakan, para orangtua harus menyaksikan anak-anak mereka kesakitan, tanpa bisa melakukan apa pun.
Pelabuhan Hodeida, yang merupakan pintu masuk dari 80 persen makanan impor dan bantuan ke Yaman, telah diblokade oleh koalisi pimpinan Arab Saudi.
Save the Children terpaksa membawa pasokan untuk bagian utara negara itu melalui pelabuhan selatan Aden, secara signifikan memperlambat pengiriman bantuan.
Lembaga tersebut juga melaporkan peningkatan dramatis serangan udara di kota medan perang Hodeida.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.