Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi China Bongkar Pabrik Produsen Kondom Palsu

Kompas.com - 21/11/2018, 16:47 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber SCMP

BEIJING, KOMPAS.com - Kepolisian China telah berhasil membongkar sindikat pemalsuan kondom dengan merek terkenal.

Melansir dari SCMP, penggerebekan tersebut dilakukan di sejumlah lokasi yang tersebar di tiga provinsi, yakni di Henan, Hebei, dan Zhejiang.

Penggerebekan di Henan dan Hebei di pabrik pembuatan kondom palsu, sementara di Zhejiang merupakan pabrik pengemasan.

Lebih dari 500.000 kotak kondom palsu senilai 50 juta yuan atau Rp 105 miliar, telah disita polisi. Sementara sebanyak 17 orang ditahan dari lokasi-lokasi penggerebekan.

Diketahui produk kondom palsu itu dijual di hotel-hotel, supermarket, dan operator mesin penjual otomatis yang ada di China tengah dan timur.

Baca juga: Duterte: Pakai Kondom seperti Makan Permen dengan Bungkusnya

Kondom palsu itu menggunakan merek-merek terkenal seperti Durex dan Okamoto.

"Kami menemukan lokasi di mana para tersangka membuat kondom di daerah pedesaan di Henan dan Hebei," kata Zheng Xidan dari kepolisian Cangnan, seperti dilansir SCMP.

"Tingkat kebersihan di desa-desa itu sangat buruk. Kami melihat kondom yang mereka produksi, dicampur dengan minyak silikon dalam ember. Benar-benar di bawah standar manufaktur," tambahnya.

Laporan kepolisian menyebut kecurigaan polisi bermula dari seorang pria di Cangnan yang kedapatan menjual produk kondom palsu.

Polisi kemudian menggelar penyelidikan sebelum merencanakan penggerebekan pada bulan Agustus.

Sebanyak 17 tersangka yang ditahan telah dituduh membuat dan menjual produk palsu.

Menurut Chen He, manajer produsen kondom yang berbasis di Beijing, Daxiang, kondom berkualitas buruk dapat meningkatkan risiko kesehatan karena tingkat bakteri dan jamur yang melampaui batas.

"Biasanya kondom dikategorikan sebagai alat medis yang memiliki kontak langsung dengan tubuh manusia, melibatkan sterilisasi dan tes," kata Chen.

"Tapi di bengkel pembuatan ilegal seringkali kotor dan tidak memiliki metode yang tepat untuk mengendalikan tingkat bakteri dan jamur atau menguji lubang."

"Mesin yang cukup mahal sehingga mereka tidak mampu membelinya. Beberapa produsen bahkan didaur ulang," tambahnya.

Baca juga: Gara-gara Kondom, Pria Malaysia Ini Didenda Rp 25 Juta di Singapura

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com