Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 November 1887, Penemuan Fonograf Jadi Awal Revolusi Industri Musik

Kompas.com - 21/11/2018, 12:49 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Musik sudah dikenal sejak zaman dulu. Kebanyakan orang mendengarkan musik untuk memberikan efek tenang, nyaman, bahkan menghilangkan rasa jenuh ketika menjalani aktivitasnya.

Perkembangan industri musik terus berkembang dari masa ke masa dibarengi dengan teknologi yang memengaruhinya. Sampai saat ini, musik dapat diperdengarkan melalui banyak media, seperti smartphone dan radio streaming. Kondisi saat ini menandakan bahwa musik bisa dikemas dalam berbagai platform.

Hari ini 141 tahun yang lalu, tepatnya pada 21 November 1877, seorang ilmuwan asal Ohio, Amerika Serikat (AS), Thomas Alva Edison, mengungkapkan penemuan fonograf. Alat ini menjadi salah satu alat yang menghadirkan musik dalam platform perangkat.

Alat ini merupakan sebuah mesin yang bisa merekam dan memutar ulang suara hasil rekaman sebelumnya.

Keberhasilan penemuan dan pengembangan alat ini kemudian mengubah perkembangan industri musik di Amerika hingga dunia ketika itu.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Permainan Monopoly Diperkenalkan

Inspirasi Edison

Dilansir dari History.com, Thomas Alva Edison menemukan fonograf saat bekerja di laboratorium di Menlo Park, New Jersey. Muncul keinginan Edison untuk bisa merekam percakapan dan memutar ulang hasil rekamannya tersebut.

Awalnya, dia dan assistennya membuat sketsa gambar alat untuk membuat mesin yang bisa membunyikan kembali kata-kata setelah direkam.

Alat yang terdiri dari silinder besi yang dibungkus foil aluminium yang terhubung dalam diafragma, sebuah jarum itu akan menggoreskan alumunium foil. Diafragma dan jarum kedua akan memutar ulang rekaman dari jarum dalam goresan alur.

Selama berbulan-bulan, Edison dan asistennya bekerja untuk membangun perangkat yang dapat mencetak getaran ke dalam media perekam.

Dalam sejumlah percobaan, Edison bersama asistennya membacakan puisi "Mary Had A Little Lamb" di depan diafragma. Hasilnya, alat itu bisa merekam ulang dari sebuah puisi yang diucapkan oleh Edison. Alat itu juga bisa memutar ulang hasil rekaman dari Edison sebelumnya.

Setelah berhasil mengembangkan alat itu, dia berusaha mengembangkan dan memperbaiki hasil temuan itu. Dia kemudian memberikan nama fonograf dan mematenkan penemuannya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Hujan Meteor Pertama Tercatat Manusia

Mengumumkan ke dunia

Berita bahwa ada alat yang bisa merekam suara dan mengulang suara menjadi kabar baik dalam industri musik. Edison menyadari penemuannya akan memberikan pengaruh besar kepada dunia.

Pada 1878, majalah Amerika The North American Review menuliskan hasil dari konsep fonograp temuan Edison. Tujuannya adalah agar pembaca bisa memahami konsep temuan itu dan bisa tersebar ke berbagai kalangan.

Edison sendiri juga memikirkan kegunaan alat ini untuk kepentingan kantor. Berawal dari situlah mulai berkembang menjadi alat perekam yang mengagumkan, yang mampu hadir untuk melayani pencinta musik.

Pada 1906 Edison meluncurkan serangkaian pilihan musik kepada publik melalui perusahaannya, National Phonograph Company.

Masyarakat dunia mulai mengenal dan menikmati alat ini. Edison dan perusahaannya juga mengembangkan fonograf dengan tujuan bersaing di pasar rekaman populer.

Sejak berkembangnya alat itu, industri musik semakin berkembang dengan berbagai lagu yang direkam dalam alat khusus.

Namun, pada 1920-an, bisnis rekaman mulai lesu dengan pertumbuhan radio. Hingga kemudian pada 1929 produksi rekaman milik perusahaan Edison berhenti selamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com