WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi membuat posisi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilematis.
Sebab sejumlah pakar menuturkan Trump berada dalam dua pilihan sulit: mengecam Saudi atau mempertahankan hubungan bilateral.
"Hanya itu pilihan yang ada," kata Michele Dunne, pakar Timur Tengah dari Carnegie Endowment for International Peace dikutip AFP Selasa (20/11/2018).
Baca juga: CIA: MBS Perintahkan untuk Bunuh Jamal Khashoggi
Khashoggi dibunuh pada 2 Oktober di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, ketika mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.
Awalnya Riyadh bersikukuh jurnalis berusia 59 tahun itu telah meninggalkan gedung, sebelum mengakui dia dibunuh di dalam konsulat.
Harian New York Times dan The Washington Post melaporkan Badan Intelijen Pusat (CIA) yakin perintah membunuh Khashoggi datang dari Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).
Namun Trump sempat menyatakan bahwa laporan itu masih terlalu prematur, dan MBS berulang kali berkata dia tak terlibat.
Dunne berkata, Trump bisa memilih meyakini data intelijennya dan menuruti keinginan Kongres AS, baik langsung atau tak langsung, bahwa AS tak bakal bekerja sama dengan MBS.
Pilihan ini bukannya tak berisiko mengingat menantu Trump, Jared Kushner, dilaporkan mempunyai hubungan yang dekat dengan MBS.
Namun, Dunne menjelaskan mengakhiri relasi dengan putra Raja Salman tersebut tak serta merta bakal merusak relasi dua negara.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.