Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Israel Peringatkan Bahaya akan Perhelatan Pemilu Dini

Kompas.com - 19/11/2018, 12:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan dampak negatif yang ditimbulkan jika menggelar pemilihan umum dini.

Pernyataan itu dia lontarkan setelah merangkap jabatan sebagai Menteri Pertahanan menggantikan Avigdor Lieberman yang mengundurkan diri.

Baca juga: Menhan Israel kepada Hamas: Kami Memberi Makan Monster

Dalam konferensi pers Minggu (18/11/2018), Netanyahu mengatakan pemilu dini merupakan langkah yang tak bertanggung jawab mengingat situasi keamanan saat ini.

"Saya ingin menekankan bahwa saat ini kita menyaksikan salah satu periode tersulit negara ini," beber Netanyahu dikutip Russian Today.

PM dari Partai Likud itu berujar, di tengah ketegangan yang memanas antara Israel dan Hamas, politik dan hal lainnya harus dijauhkan.

"Keamanan negara di atas politik. Keamanan negara di atas kepentingan pribadi. Kita punya setahun untuk memadamkan ketegangan ini," tutur Netanyahu.

Krisis di rezim Netanyahu terjadi setelah Lieberman mundur buntut kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas pada pekan lalu.

Dalam konferensi pers, Lieberman menjelaskan dia sangat kecewa dengan gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir tersebut.

Sebab menurutnya, kesepakatan itu merupakan bentuk "pengumuman kalah dari aksi teror", dan hanya membeli keamanan Israel dalam jangka pendek.

Tidak saja mundur, Lieberman juga membawa serta gerbong partai yang dipimpinnya, Yisrael Beitenu, keluar dari koalisi Netanyahu.

Pemerintahan Netanyahu masih tetap menjadi mayoritas. Namun mereka hanya unggul satu kursi di Knesset (Parlemen Israel).

Krisis makin pelik setelah Menteri Pendidikan Naftali Bennett mengancam bakal menarik diri dari koalisi bersama Partai Habayit Hayehudi.

Ancaman Bennett bakal terlaksana jika dia tidak dilantik menjadi menhan. Dia berjanji bakal membawa Israel kembali ke "jalur kemenangan" jika menjadi orang nomor satu di kemenhan.

Partai Hayehudi merupakan terbesar ketiga di koalisi. Jika keluar, pemerintahan Netanyahu bakal menjadi minoritas.

Jika demikian, BBC memberitakan pemilu bisa dilaksanakan dari jadwal sebelumnya pada November 2019 mendatang.

Baca juga: Hamas Sambut Gembira Mundurnya Menhan Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com