Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Jamal Khashoggi, MBS Diminta untuk "Netralkan" Turki

Kompas.com - 14/11/2018, 22:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

RIYADH, KOMPAS.com - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) diminta menangani Turki berkaitan dengan kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Kabar tersebut dihembuskan oleh seorang sumber internal Saudi, sebagaimana diwartakan Middle East Eye Rabu (14/11/2018).

Sumber itu mengatakan, permintaan itu datang dari satuan tugas darurat yang dibentuk untuk menangkal pengaruh negatif akibat kabar pembunuhan Khashoggi.

Baca juga: Konflik Gaza: Skenario Saudi untuk Alihkan Kasus Jamal Khashoggi?

Satgas itu memberikan rekomendasi kepada pangeran berusia 33 tahun tersebut agar dia bisa "menetralkan Turki dengan segala cara".

"Antara lain dengan berkata kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan bahwa Saudi bersedia membeli persenjataan Turki," kata sumber tersebut.

Atau, lanjut sumber itu, MBS bisa memberikan pernyataan resmi mengenai peningkatan hubungan bilateral Saudi dengan Ankara.

Selain menangani Turki, satgas itu juga mengusulkan agar MBS mendekati Israel dan meminta untuk melakukan serangan ke Gaza sebagai bentuk pengalihan.

Diharapkan serangan ke Gaza bakal mengalihkan fokus Amerika Serikat (AS) dan menempatkan peran utama Saudi dalam kepentingan strategis Israel.

Namun, seorang analis politik yang tak mau disebutkan namanya berujar upaya yang dilakukan MBS kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu nampaknya tak berhasil.

Analis itu merujuk kepada keputusan Tel Aviv yang mengizinkan Qatar untuk masuk ke Gaza dan memberikan bantuan berupa bahan bakar.

Saat ini, Qatar merupakan musuh Saudi setelah mereka dituduh mendukung terorisme dan berhubungan dengan rival Saudi, Iran.

Oktober, Qatar mengirimkan pasokan bahan bakar sebanyak 450.000 liter yang ditaksir bernilai 60 juta dollar AS, atau Rp 912 miliar.

Pasokan bahan bakar itu dikirim untuk untuk menambah pasokan listrik bagi warga Gaza dari empat jam menjadi delapan jam sehari.

"Jika Netanyahu bergerak berdasarkan kesepakatan, dia tak mungkin berhenti dan memberikan kesempatan bagi Qatar yang bisa menjadi bentuk kekalahan Saudi," kata analis tersebut.

Baca juga: Gedung Putih Bantu Tutupi Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi

Khashoggi dibunuh ketika memasuki gedung Konsulat Saudi di Istanbul untuk mengurus dokumen pernikahannya pada 2 Oktober lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com