Mantan Menteri Industri, Ekonomi, dan Bidang Digital itu mengungkapkan, Eropa bakal menjadi korban jika AS serius keluar dari INF.
"Kami tidak akan bisa melindungi masyarakat Eropa kecuali kami memutuskan untuk membentuk pasukan Eropa yang tangguh," tutur Macron.
"Kami membutuhkan Eropa yang bisa melindungi dirinya sendiri dengan baik, tanpa harus bergantung kepada AS," lanjut presiden 40 tahun tersebut.
Baca juga: Presiden Perancis: Eropa Harus Berhenti Bergantung pada Senjata AS
Dia menyerukan dibentuknya sebuah pasukan khusus gerak cepat dari sembilan negara Eropa, dimana pembentukannya bersifat mandiri dari NATO.
Pasukan dengan jumlah lebih kecil itu bisa dikerahkan untuk misi gunung, mengevakuasi warga dari zona perang, maupun membantu penanganan bencana.
Pernyataan Macron membuat Presiden AS Donald Trump gusar dan berkicau di Twitter bahwa niatnya untuk membentuk tentara gabungan sungguh keterlaluan.
"Namun mungkin Eropa bisa mulai membayar lebih banyak biaya NATO yang selama ini ditanggung AS," lanjut presiden berusia 72 tahun itu.
Dia kembali melontarkan twit sindiran bagaimana nantinya Perancis bisa bekerja sama dengan Jerman yang merupakan pihak antagonis di Perang Dunia I dan II.
Ucapan Trump mendapat kritikan dari mantan Menteri Luar Negeri John Kerry yang meminta Trump belajar sejarah bahwa Perancis membantu AS meraih kemerdekaan dari Inggris.
"Berhentilah berkicau! Berhentilah mengkritik sekutu tertua kita. AS jelas membutuhkan teman," kecam Menlu era Presiden Barack Obama tersebut.
Baca juga: Dapat Pertanyaan soal Kicauan Trump, Begini Jawaban Presiden Perancis
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan