Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Potong Rambut oleh Sekolah, Remaja 15 Tahun Bunuh Diri

Kompas.com - 14/11/2018, 17:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

XIAN, KOMPAS.com - Sebuah sekolah di Provinsi Shaanxi, China, dilaporkan bakal mengajukan gugatan hukum kepada sebuah keluarga.

Diwartakan SCMP Selasa (13/11/2018), keluarga itu menyalahkan sekolah setelah remaja 15 tahun bunuh diri setelah diminta potong rambut.

Remaja bermarga Bi itu tewas setelah jatuh dari bangunan tempatnya tinggal di Xian pada 2 November, 10 hari setelah gurunya membawanya ke tukang potong rambut.

Baca juga: Pria Ini Meninggal saat Percobaan Bunuh Diri Kedua

Orangtua Bi berkata dia menolak untuk masuk ke SMA Xidian setelah dipotong dan memaksa tinggal di sekolah karena dia sangat jelek.

Polisi menggelar penyelidikan untuk memastikan penyebab kematian Bi dengan sekolah menyatakan orangtuanya meminta kompensasi.

Dalam keterangan tertulis Senin (12/11/2018), SMA Xidian mengatakan orangtua Bi meminta kompensasi sebesar 1,2 juta yuan, sekitar Rp 2,5 miliar.

Sebab, mereka yakin potongan rambut itu yang membuat Bi bunuh diri. Sementara sekolah menawarkan "kompensasi kemanusian" sebesar 100.000 yuan, atau Rp 212,7 juta.

Sekolah juga membantah bahwa gurunya memaksa Bi untuk potong rambut. Versi sekolah, mereka telah mendapat persetujuan dari Bi dan orangtuanya.

"Dia dipotong pendek. Tidak botak. Setelah dipotong pun siswa dan orangtuanya tak melayangkan keluhan," demikian penjelasan sekolah.

Namun, berdasarkan potongan percakapan di media sosial Bi, dia mulai mengeluhkan tampilannya yang jelek, dan tak mau ke sekolah.

Modern Express yang membeberkan isi percakapan orangtua Bi dan gurunya melaporkan, mereka mencoba membujuknya untuk kembali bersekolah.

"Bi berkata potongan rambutnya membuatnya malu untuk ke sekolah. Saya mencoba membujuknya. Dia sangat keras kepala," ujar salah satu percakapan yang diyakini berasal dari ayah Bi.

Salah seorang staf sekolah menuturkan, empat orang dari keluarga Bi melaksanakan aksi protes di depan gerbang sekolah menuntut kompensasi pada 5 November.

"Kami menyiapkan prosedur gugatan hukum kepada keluarga itu karena telah merusak reputasi kami," ujar staf yang tak disebutkan namanya tersebut.

Baca juga: Dua Terpidana Mati di California Ditemukan Tewas Bunuh Diri dalam Sepekan

SCMP memberitakan, sekolah di China kerap mendapat kritikan karena menerapkan disiplin ketat bagi para muridnya, termasuk potongan rambut.

Tahun lalu, 170 siswa sebuah sekolah vokasi di Shenzhen dilaporkan harus bersedia dipotong pendek sebagai bagian dari program pelatihan militer.

Kemudian September lalu, remaja 16 tahun tewas ketika menjalani hukuman fisik berupa lompat kodok sepanjang 20 meter.

Hukuman tersebut diberikan setelah siswa yang dilaporkan bermarga Zhang tersebut ketahuan berbicara saat jam tidur siang.

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Berikut daftar layanan konseling yang bisa Anda kontak maupun untuk mendapatkan informasi seputar pencegahan bunuh diri:

Gerakan "Into The Light"

Facebook: IntoTheLightID
Twitter: @IntoTheLightID
Email: intothelight.email@gmail.com
Web: intothelightid.wordpress.com

Save yourself

Facebook: Save Yourselves
Instagram: @saveyourselves.id
Line: @vol7047h
Web: saveyourselves.org

Baca juga: Angka Bunuh Diri Anak di Jepang Tertinggi dalam 30 Tahun Terakhir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com