KOMPAS.com - Persaingan antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat dalam mengeksplorasi luar angkasa pada era Perang Dingin masih meninggalkan cerita menarik.
Salah satunya terkait misi eksplorasi Planet Mars. Misi ini untuk mengambil gambar beserta data-data mengenai planet itu, berupa data pada komposisi atmosfer, kepadatan, tekanan, dan suhu Mars, dan juga komposisi permukaan, suhu dan topografi planet ini.
Badan Antariksa AS atau NASA mengirimkan wahana antariksa dalam proyek Mariner, bersamaan Uni Soviet yang mengirimkan misi Mars.
Kedua wahana antariksa itu berhasil mencapai orbit Mars dan memetakan permukaan planet, serta mengirimkan hasilnya kepada ilmuwan di bumi. Meski demikian, wahana antariksa Mariner 9 milik NASA tercatat sebagai wahana pertama yang mencapai orbit Mars.
Baca juga: 14 November 1971, Mariner 9 Jadi Wahana Antariksa Pertama Capai Orbit Mars
Walaupun kedua negara saling berlomba, namun mereka tetap memberikan berbagai informasi terkait Planet Merah itu.
Menurut Harian Kompas edisi 3 Desember 1971, beberapa sarjana-sarjana AS yang berada di stasiun pengamat Proyek Mars di Pasadena AS telah memberikan datanya kepada ahli antariksa Soviet.
Saling tukar informasi yang dilakukan keduanya untuk mempererat informasi mengenai luar angkasa. Walaupun sebelumnya, kedua negara itu berlomba-lomba.
Harian Soviet, Izvestia juga mewartakan bahwa kerja sama itu untuk menginformasikan mengenai keadaan Mars pada manusia di bumi. Selain itu, kerja sama ini untuk lebih meneliti lanjutan mengenai kehidupan di Mars.
Kerja sama yang akurat antara Amerika Serikat dan Uni Soviet mengenai Proyek Mars memberikan manfaat ilmu pengetahuan bagi berbagai negara dunia. Keduanya telah berhasil melihat dan memetakan kondisi di Mars dan melihat badai debu yang terjadi.
Setelah misi itu sukses, muncul misi lain dari Uni Soviet untuk meluncurkan manusia pertama ke Mars. Misi ini merupakan lanjutan dari proyek pertama setelah berhasil mengetahui bentuk Mars.
Harian Kompas 14 Mei 1970 mewartakan, kosmonot asal Rusia bernama Kolonel Alexei Leonov mengatakan akan melakukan misi penjelajahan di Mars. Orang yang pernah berjalan di luar angkasa ini mempunyai misi tersendiri berkaitan dengan lanjutan eksplorasi Mars.
Kosmonot Uni Soviet itu menjelaskan, misinya yang mendarat di Mars berbeda dari misi NASA di vulan. Leonov akan meluncur dari stasiun luar angkasa.
Leonov juga menjelaskan cara pendaratannya yang tak menggunakan parasut melainkan dengan roket terbalik. Hal ini akan mengakibatkan tipisnya udara di sekeliling Mars.
Baca juga: Kabar Baik, Starman dan Mobil Tesla Sampai di Orbit Planet Mars
Sampai sekarang, misi tersebut masih belum terealisasi. Perencanaan yang matang oleh kosmonot tersebut belum tercapai sampai hari ini.
Namun, NASA telah menyiapkan misi khusus terkait Mars. Beberapa waktu lalu, NASA mengirim rover atau robot penjelajah Curiosity untuk mencari informasi mengenai kondisi di planet itu.