Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Rohingya, Begini Kritikan Mahathir kepada Aung San Suu Kyi

Kompas.com - 13/11/2018, 19:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengecam pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi terkait krisis Rohingya.

Dalam pertemuan ASEAN di Singapura, Mahathir mendapat pertanyaan tentang bagaimana Suu Kyi dan Myanmar menangani warga Rohingya.

Baca juga: Amnesty International Cabut Penghargaan bagi Aung San Suu Kyi

"Nampaknya Aung San Suu Kyi membela pihak yang sebenarnya tidak perlu dibela," kata Mahathir dilansir Reuters via The Star Selasa (13/11/2018).

"Mereka menindas orang-orang ini sampai di titik di mana mereka melakukan pembunuhan massal," tegas PM berusia 93 tahun tersebut.

Lebih dari 720.000 orang Rohingya melarikan diri sejak militer melaksanakan operasi di Negara Bagian Rakhine pada 25 Agustus 2017.

Laporan yang dikumpulkan Misi Pencari Fakta PBB Agustus lalu memberi penjelasan upaya genosida terhadap Rohingya masih terus berlangsung.

Ketua misi pencari fakta Marzuki Darusman menuturkan selain pembunuhan massal, terdapat pengucilan populasi hingga pencegahan kelahiran.

Dalam laporan setebal 444 halaman yang keluar sejak September, tim pencari fakta meminta agar Dewan Keamanan PBB bisa membawanya ke Pengadilan Kriminal di Den Haag.

Panglima militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing menolak laporan itu dengan menyatakan PBB tak berhak untuk ikut campur.

Karena tindakannya, Amnesty International memutuskan untuk mencabut penghargaan Ambassador of Conscience atau Duta Besar Hati Nurani yang diberikan pada 2009.

Sekretaris Jenderal Amnesty Kumi Naidoo berkata, Suu Kyi telah melakukan pengkhianatan terhadap nilai-nilai yang pernah dibelanya.

Naidoo memaparkan, Suu Kyi telah menutup mata terkait perlakuan militer terhadap warga Rohingya, dan meningkatnya serangan terhadap kebebasan berekspresi di Myanmar.

Baca juga: Penyelidik PBB Sebut Genosida terhadap Rohingya Masih Berlangsung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com