ANKARA, KOMPAS.com — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Arab Saudi syok ketika mendengar rekaman pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Kepada jurnalis, sekembalinya dari peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I, Erdogan menegaskan pihaknya tak menyembunyikan apa pun.
Selain kepada Saudi, Turki telah membagikan rekaman bukti itu kepada Amerika Serikat (AS), Kanada, Perancis, Jerman, maupun Inggris.
Baca juga: Ini Kata-kata Terakhir Jamal Khashoggi Saat Akan Dibunuh
"Segala isi rekaman itu merupakan bencana. Bahkan, pejabat intelijen Saudi begitu syok dengan apa yang didengarnya," kata Erdogan dilansir Hurriyet, Selasa (13/11/2018).
Presiden 64 tahun itu berujar, pejabat intelijen itu mengungkapkan bahwa pelaku yang membunuh Khashoggi pada 2 Oktober lalu itu mungkin menggunakan heroin.
Sambil kembali mengulangi perkataannya bahwa pejabat itu terkejut, Erdogan menduga ada upaya untuk menyembunyikan kasus pembunuhan itu.
Presiden dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu berujar Jaksa Agung Saudi yang sempat berkunjung ke Istanbul tampaknya menunda pekerjaannya.
Padahal, jaksa penuntut Turki telah membeberkan segala fakta yang ada. Dia juga menirukan apa yang diucapkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.
"Kepada perwakilan saya, Putra Mahkota bakal melakukan apa yang dia bisa. Kami masih menunggu perkembangannya dengan sabar," ujar Erdogan.
Dia melanjutkan, Saudi bakal terus memonitor kasus tersebut dan menanyakan di mana jenazah jurnalis berusia 59 tahun itu ditemukan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.