Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suu Kyi Bujuk Investor Asing Berani Tanamkan Modal di Myanmar

Kompas.com - 12/11/2018, 23:46 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

SINGAPURA, KOMPAS.com - Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi memohon agar para investor asing mau datang ke negaranya dan menanamkan modalnya.

Pernyataan itu dibuat Suu Kyi saat menjalani tur di Asia selama beberapa bulan terakhir dalam upayanya membangkitkan kembali perekonomian negaranya.

Myanmar saat ini sedang berjuang untuk bangkit dari inflasi tinggi, korupsi, dan konflik yang memukul perekonomiannya, yang diharapkan lebih baik sejak dari pemerintahan junta militer selama beberapa dekade ke pemerintahan sipil sejak 2016 lalu.

Suu Kyi mengatakan negaranya membutuhkan bantuan dari investor asing, terutama dari Asia, untuk melangkah maju setelah berpuluh-puluh tahun ditekan pemerintahan junta.

Baca juga: Pejabat Myanmar Sebut 2.000 Pengungsi Rohingya akan Pulang November

Dia mendesak para pebisnis agar mau mengambil peluang dan berani ambil risiko di negaranya.

Berbicara di sebuah forum bisnis di Singapura, Suu Kyi bersusah payah meyakinkan investor bahwa Myanmar masih terbuka untuk bisnis.

"Myanmar adalah pasar di perbatasan akhir Asia Tenggara. Kami memiliki lahan, kami punya populasi tenaga kerja yang baik, kami memiliki sumber daya yang belum dijelajahi," kata Suu Kyi, seperti dilansir AFP, Senin (12/11/2018).

Kendati demikian, dia juga memperingatkan agar para investor tidak mengharapkan negaranya akan terbuka untuk eksplorasi sumber daya alam yang melimpah yang akan merugikan rakyatnya.

Myanmar disebut masih memiliki lahan yan subur dan luas serta kaya akan batu mulia yang belum terjamah.

"Kita harus berinvestasi untuk kepentingan kohesi sosial dan tidak semata-mata mengincar keuntungan ekonomi," kata Suu Kyi.

Suu Kyi juga tengah berjuang mempertahankan citranya sebagai penegak hak asasi manusia, yang hancur setelah pecahnya krisis Rohingya, dengan ribuan etnis Muslim terusir dari Rakhine dan melarikan diri ke Bangladesh.

Myanmar juga tengah terancam mendapat tekanan dari negara-negara Asia Tenggara atas langkah penanganannya terhadap krisis Rohingya, saat digelarnya Konferensi ASEAN akhir pekan ini.

Baca juga: PBB: Militer Myanmar Harus Dijauhkan dari Politik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com