Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Skenarionya Jika Rusia Benar-benar Menyerang NATO

Kompas.com - 08/11/2018, 17:06 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Rusia juga mengembangkan teknologi tank dan pesawat-pesawat tempur baru. Hasilnya angkatan darat dan udara Rusia semakin kuat belakangan ini.

Titik lemah Rusia masih berada pada angkatan lautnya, tetapi jika perang pecah di Eropa maka perang laut amat kecil pengaruhnya.

Rusia juga meningkatkan kemampuannya dalam mengelola logistik militer, satu hal yang tak pernah menjadi "keahlian" Rusia sejak zaman Uni Soviet.

Baca juga: Marinir Rusia Gelar Latihan Militer di Suhu Minus 30 Derajat

Unit-unit angkutan berat untuk mengangkut kendaraan lapis baja ke garis depan lewat jalan raya telah mengurangi ketergantungan Rusia terhadap kereta api.

Hal ini amat menguntungkan Rusia, sebab jika perang pecah maka rel kereta api merupakan sasaran pertama untuk memutus jaringan logistik.

Rusia juga memperbaiki salah satu sektor yang secara tradisionallebih bagis dibanding NATO yaitu persenjataan anti-serangan udara.

Kemunculan sistem pertahanan udara S-400 dan nantinya S-500 membuat para perancang strategi perang NATO harus berpikir keras.

Sebab dengan jangkauan tembak hingga 400 kilometer, satu baterai unit S-400 bisa mengancam daerah yang amat luas di Eropa.

Rusia juga banyak menginvestasikan dana untuk modernisasi kekuatan nuklir non-strategisnya yang bahkan dalam hal ini Rusia mengalahkan Amerika Serikat.

Investasi Rusia dalam pengembangan sistem logistik, unit-unit pertahanan udara yang mematikan, dan kekuatan misil nuklir yang terus ditingkatkan jelas-jelas menunjukan niat negeri itu.

Sehingga latihan militer Zapad 2017 dan Vostok 2018 menunjukan Rusia memang dalam kesiapan penuh untuk melakukan invasi ke Eropa Timur.

Pertanyaannya, apakah Rusia akan benar-benar melakukan invasi?

Baca juga: Rusia Gelar Parade Angkatan Laut Besar-besaran

Saat ini NATO memiliki 2 juta personel militer aktif sementara Rusia "hanya" kurang lebih 1 juta orang.

NATO juga memiliki angkatan udara dengan total jumlah 13.000 pesawat terdiri atas jet tempur hingga pengebom. Sedangkan, jumlah pesawat tempur Rusia jauh di bawah yaitu hanya 3.914 unit saja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com