Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 100 Tahun Ditemukan, Berikut Fakta Menarik Sinar-X

Kompas.com - 08/11/2018, 15:33 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak ditemukannya sinar-x atau x-ray, perkembangan dunia medis semakin berkembang. Penggunaan sinar-x bisa membantu pekerja medis untuk melihat dan menentukan penyakit yang dialami seseorang.

Sinar-x memberikan informasi berupa paparan berupa foto hitam putih kepada dokter.

Selain itu, teknologi dari sinar-x ini digunakan sebagai alat pemindai dalam keamanan bandara. Kecanggihan sinar-x ini mampu mendeteksi barang-barang yang dianggap berbahaya dan tidak diperbolehkan dalam dunia aviasi.

Lebih dari 100 tahun sinar-x ditemukan oleh fisikawan Jerman, Wilhelm Conrad Roentgen. Namun, ada beberapa fakta menarik mengenai sinar-x. Berikut paparannya:

1. Bernama x karena tak tahu sifatnya

Roentgen menamakan penemuannya sebagai "X-strahlen". Kata "strahlen" dalam bahasa Jerman berati pancaran atau merujuk pada sinar. Sementara "x" banyak digunakan dalam matematika untuk menunjukan kuantitas yang tak diketahui.

Meskipun sekarang teknologi ini banyak dikembangkan dan banyak yang tahu bagaimana sistem sinar itu bekerja, namun penggunaan nama misteri itu masih dipertahankan sampai saat ini.

Sinar juga disebut "sinar Roentgen," dan gambar yang dihasilkan kadang-kadang dikenal sebagai "roentgenograms."

2. Istri Roentgen jadi uji pertama

Eksperimen yang dilakukan Roentgen kali pertama adalah menggunakan tangan istrinya, Anna Bertha. Pada hasil sinar-x pertamanya menunjukan tangan kiri Bertha dengan cincin kawin.

Namun, istrinya tak terkesan dengan hasil gambar itu dan berucap "Saya telah melihat kematianku!"

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Rontgen Temukan Teknologi Sinar-X

3. Langsung digunakan

Dalam beberapa minggu setelah pengumuman Roentgen, ahli bedah Eropa menggunakan sinar-X untuk menemukan peluru dan zat asing lainnya di tubuh manusia.

Salah satu diagnosis paling awal adalah oleh seorang dokter Inggris yang menemukan jarum yang tertanam di tangan seorang wanita.

Pada tahun berikutnya, Departemen X-Ray telah didirikan di Glasgow Royal Infirmary, dan sinar-x digunakan secara klinis di AS untuk mendiagnosis patah tulang dan luka tembak.

4. Sinar-x tak dipatenkan

William Roentgen tidak mematenkan sinar-x. Dia tidak ingin penggunaan sinar-X dibatasi untuk pasien.

Roentgen melihat nilai penemuannya dan ingin semua orang mendapatkan manfaat bukan hanya untuk dokter dan ilmuwan. Secara keseluruhan penggunaan sinar-x lebih banyak digunakan untuk berbagai kepentingan.

5. Berbahaya

Pada penemuan awal, orang-orang mengira sinar-x yang digunakan ke tubuh sebagai tak berbahaya seperti cahaya normal biasa. Namun, pada 1904, Clarence Dally seorang asisten Thomas Edison meninggal karena efek dari sinar-x.

Dally terkena kanker karena telah bekerja secara ekstensif dengan sinar-X. Sejak saat itu, para ilmuwan mulai memperhatikan masalah kesehatan tentang teknologi baru untuk menanggulangi efek radiasi itu.

Selama 1930-an, '40-an, dan awal '50-an, mesin x-ray juga digunakan dalam toko sepatu Amerika Serikat, untuk memastikan kecocokan yang lebih baik. Namun, konsep ini mendapat teguran dari pihak medis.

6. Menghilangkan penyakit

Pada awalnya, radiasi sinar-x dipercaya bisa membakar kulit. Pendapat ini diperburuk oleh fakta bahwa mesin yang digunakan dalam memaparkan sinar-x bisa memaparkan radiasi yang mamberikan dampak buruk bagi kulit.

Namun, ada sebuah penelitian bahwa sinar-x juga mampu membunuh kanker. Bahkan, di masa Roentgen, sinar-x pernah digunakan untuk menghilangkan tahi lalat.

Selain digunakan untuk diagnosis, hari ini sinar sinar x yang terfokus digunakan dalam beberapa bentuk radioterapi kanker untuk menghancurkan jaringan tumor.

7. Membantu luar angkasa

Pada 1999, NASA mengerahkan observatorium sinar-x yang digunakan pada Space Shuttle Columbia. Sejak saat itu, berhasil menemukan sebuah lubang hitam di pusat Galaksi Bima Sakti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com