Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Pulau Boracay dan Upaya Filipina Membangun Pariwisata Berkelanjutan

Kompas.com - 08/11/2018, 13:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Menteri “Berna” sangat memperhatikan detail, lebih lanjut menjelaskan, “Kami akan membatasi kapasitas Boracay ke 19.000 wisatawan pada tiap waktunya, untuk memperhatikan sumber daya pulau ini. Kebijakan yang ramah lingkungan sebenarnya sudah ada sejak dulu – bukan hal yang baru. Masyarakat hanya perlu mengikutinya sekarang. Lingkungan sangatlah penting. Kita perlu mengubah pola pikir masyarakat.”

Richard Fabila adalah petugas lingkungan yang berbasis di Boracay. “Kami menguji perairan tiga kali sehari, setiap hari – dan setiap pagi masyarakat berpartisipasi dalam membersihkan pantai,” kata Richard.

Peraturan semakin diketatkan. Sebagai contohnya, wisatawan dilarang untuk memasang sofa, meja, kursi, payung, dan sebagainya di wilayah ekslusi baru – 30 meter dari garis pantai.
Juga akan ada peraturan mengenai pesta, di mana alkohol dilarang di pantai. Olahraga air, seperti jet ski, juga hanya diperbolehkan 200 meter dari garis pantai.

Dengan Filipina memimpin dalam mendorong pariwisata keberlanjutan di Asia Tenggara, diharapkan para pembuat kebijakan di Kawasan ini bisa lebih berfokus pada keuntungan substansif dan tidak hanya sekadar angka.

Meskipun tiap orang layak mendapatkan liburan, penting juga untuk memastikan bahwa kegiatan rekreasi tidak berakibat pada degradasi harta karun alami di wilayah ini yang tidak dapat tergantikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com