Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekuatan AL Taiwan Bertambah dengan Dua Fregat dari AS

Kompas.com - 08/11/2018, 13:15 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

TAIPEI, KOMPAS.com - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Kamis (8/11/2018) menegaskan, negeri pulau itu tidak akan mundur satu langkah pun untuk membela kedaulatannya.

Hal itu disampaikan Tsai saat meresmikan dua kapal fregat baru yang dibeli dari Amerika Serikat untuk meningkatkan kemampuan angkatan laut dalam menghadapi China.

Dua kapal fregat kelas Perry yang dipersenjatai misil berpemandu itu resmi bergabung dengan AL Taiwan dalam upacara resmi di pangkalan Zuoying, kota Kaohsiung.

Baca juga: Pentagon Sarankan Taiwan Tingkatkan Anggaran Pertahanan

"Kami ingin mengirimkan pesan dari warga Taiwan kepada dunia bahwa kami tidak akan mundur selangkah pun dalam membela Taiwan serta melindungi kebebasan dan demokrasi kami," ujar Tsai usai meninjau kedua kapal itu.

Tsai menambahkan, kegiatan militer China di kawasan itu bukan hanya memperlemah kedaulatan Taiwan tetapi juga merusak kedamaian dan stabilitas kawasan.

Tsai berjanji akan terus meningkatkan kemampuan angkatan laut sebagai bagian dari upaya militer menciptakan pertahanan tangguh dan pencegahan berlapis demi mempertahankan pulau itu.

Sementara itu, Panglima AL Taiwan Laksamana Madya Lee Chung-hsiao menjelaskan, kedua kapal itu memiliki kemampuan anti-kapal selam dan lebih canggih dari delapan fregat kelas Cheng Kung yang kini dimiliki Taiwan.

Kedua kapal itu akan ditugaskan untuk melakukan patroli di Selat Taiwan yang memisahkan pulau itu dengan daratan China.

Kedua fregat itu dibangun pada 1980-an dan awalnya bernama USS Taylor dan USS Gary.

Keduanya adalah bagian dari kesepakatan penjualan peralatan militer dengan Taiwan yang diteken pada 2015 di masa pemerintahan Barack Obama.

Setelah menjadi bagian dari AL Taiwan kapal itu kini dinamai Ming Chuan dan Feng Chia.

China  melakukan latihan militer termasuk menembakkan peluru tajam di Selat Taiwan pada April lalu.

Latihan itu seakan menjadi "pengumuman" niat China untuk menantang pasukan militer Taiwan.

Di sisi lain, sejak Tsai Ing-wen menjadi presiden, China meningkatkan tekanan terhadap Taiwan.

Apalagi, pemerintahan Tsai  menolak untuk menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari "satu China" seperti yang dilakuan pendahulunya.

Baca juga: AS Tak akan Tinggal Diam Jika Taiwan Diserang

Pada September lalu, AS membuat China geram setelah sepakat unytuk menjual suku cadang pesawat terbang bernilai 330 juta dolar AS untuk Taiwan.

Meski sejak 1979, Washington hanya mengakui satu China, tetapi AS secara tidak resmi tetap menjadi sekutu dan pemasok senjata terbesar bagi Taiwan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com