Awalnya, sinar-X yang melewati daging tak berbahaya dan memiliki efek seperti cahaya yang sama. Namun, dalam beberapa tahun, para peneliti mulai melaporkan kasus luka bakar dan kerusakan kulit setelah terpapar sinar-X.
Pada 1904, Clarence Dally yang merupakan asisten Thomas Alva Edison meninggal karena kanker kulit efek radiasi sinar-x. Kematian Dally menjadikan ilmuwan untuk tetap berhati-hati dalam menggunakan sinar-x.
Kini pemindaian sinar-x yang identik dengan hitam-putih mulai berkembang menjadi berwarna. Phil Butler, seorang profesor fisika, dan anaknya yang seorang profesor bioteknik, Anthony Butler, menciptakan mesin pemindai sinar-X yang dapat merekam foto berwarna dari tubuh manusia.
Mereka menggabungkan teknlogi Medipix yang diciptakan oleh Organisasi Penelitian Nuklir Eropa (XERN) dan alogaritma komputer untuk menghasilkan foto sinar-X yang tiga dimensi dan berwarna.
Materi yang lebih padat seperti tulang menyerap sinar-X, sedangkan materi yang lebih lembut seperti otot dan jaringan lain membiarkan sinar-X lewat dan mencapai film.
Teknologi ini sudah dikembangkan di New Zealand dan akan berkembang ke berbagai negara dunia. Selebihnya, teknologi sinar-X banyak digunakan dalam kedokteran, analisis material dan perangkat seperti pemindai keamanan bandara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.