Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Bunuh Diri Anak di Jepang Tertinggi dalam 30 Tahun Terakhir

Kompas.com - 06/11/2018, 12:44 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN,BBC

TOKYO, KOMPAS.com - Sebuah survei menunjukkan angka bunuh diri yang menimpa generasi muda di Jepang mencapai titik tertinggi dalam 30 tahun terakhir.

Kementerian Pendidikan Jepang menyatakan, 250 anak dengan usia sekolah mulai SD hingga SMA bunuh diri antara 2016 hingga Maret 2018 ini.

Dilaporkan Reuters via CNN Selasa (6/11/2018), jumlah tersebut merupakan angka tertinggi sejak 1986, di mana dilaporkan 268 anak bunuh diri.

Baca juga: Disuruh Bereskan Kamarnya, Bocah 11 Tahun Tembak Nenek dan Bunuh Diri

Kepada awak media, pejabat kementerian Noriaki Kitazaki menjelaskan mereka masih belum mengetahui penyebab generasi muda itu memutuskan bunuh diri.

Sebabnya dari 140 kasus bunuh diri, polisi tidak menemukan catatan maupun hal-hal yang menjadi alasan mereka melakukan aksi tersebut.

Sebagaimana diwartakan BBC, anak-anak itu memutuskan mengakhiri hidup antara lain karena masalah di keluarganya, ketakutan akan masa depan, hingga perundungan.

"Laporan bunuh diri di kalangan anak hingga remaja tetap tinggi. Ini adalah isu yang harus segera kami cari solusinya," tegas Kitazaki.

Pemerintah menyatakan, mayoritas kasus bunuh diri menimpa pelajar SMA jika merujuk lonjakan yang terjadi pada 1 September, atau hari pertama bersekolah.

Salah seorang pelajar bernama Nanae Munemasa berkata, libur musim panas seakan oase bagi mereka karena bisa menghindari perundungan.

"Ketika libur usai dan Anda kembali memikirkan ancaman bully yang bakal diterima, maka bunuh diri menjadi solusi terbaik," jelas Nanae.

Badan Kebijakan Nasional menyatakan, jika ditambah kasus yang menimpa generasi muda, maka total kasus bunuh diri di Jepang mencapai 21.321 pada 2017.

Adapun yang tertinggi mencapai 34.427 di 2003. Pada 2016, Tokyo mengumumkan rencana menekan angka bunuh diri hingga 30 persen saat 2026.

Dilansir Japan Times, bagian dari rencana tersebut adalah layanan bantuan selama 24 jam hingga menempatkan konselor di setiap SD.

Pejabat kementerian pendidikan Koju Matsubayashi berujar, sangat penting mengajarkan anak usia SD untuk tahu di mana mencari bantuan jika mendapat masalah.

Baca juga: Polisi Selamatkan Nenek yang Coba Bunuh Diri dengan Terjun ke Sumur

"Karena jika mereka sudah mencapai usia dewasa, sangat sulit untuk mendapat bantuan jika terjadi masalah, sehingga jalan satu-satunya adalah kematian," terang Matsubayashi.

Halaman:
Sumber CNN,BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com