WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Militer Amerika Serikat (AS) dilaporkan menolak permintaan Presiden Donald Trump untuk membangun pusat penahanan migran.
Dilaporkan Reuters via Sky News Senin (5/11/2018), kabar yang diungkapkan sumber militer AS itu terjadi setelah ribuan migran bergerak ke perbatasan Meksiko.
Baca juga: Trump Sebut Karavan Migran Akan Ditembak Jika Lempar Batu ke Militer
Dalam kampanyenya jelang Pemilihan Umum Sela Selasa (6/11/2018), Trump berkata kepada para pendukung Partai Republik bahwa para migran tengah melakukan invasi.
Pekan lalu, militer mengumumkan telah mengerahkan 7.000 tentara ke perbatasan Meksiko di mana diperkiran ada 5.000 migran menuju ke sana.
Kementerian Dalam Negeri Meksiko menyatakan, para migran itu berasal dari Honduras, El Salvador, dan Guatemala. Mereka bergerak dengan karavan atau kelompok kecil.
Pasukan itu dikerahkan dalam misi bernama Operation Faithful Patriot untuk memberikan dukungan bagi 2.000 orang Garda Nasional yang lebih dulu ditempatkan.
Ketika berkampanye di Cleveland, Trump menyalahkan Partai Demokrat selaku oposisi karena telah memberikan jalan bagi migran ilegal.
Karena imigrasi merupakan isu utama dalam pemilu sela tahun ini, Trump mengklaim Demokrat ingin memanfaatkannya dengan menciptakan kekacauan di perbatasan.
Presiden berusia 72 tahun itu menuturkan bakal migran yang datang bakal semakin banyak. "Saat ini kami telah memulai proses pembangunan tembok. Kami tak bakal membiarkan mereka lewat," tegasnya.
Pekan lalu, Trump mengancam bakal menembak jika migran melakukan aksi seperti melemparkan batu ke arah pasukan perbatasan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.