Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pemilu Paruh Waktu AS dan Pengaruhnya bagi Kekuasaan Trump

Kompas.com - 06/11/2018, 10:26 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Jutaan rakyat Amerika Serikat akan berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara untuk menggunakan hak mereka dalam pemilihan umum paruh waktu pada Selasa (6/11/2018).

Ini bukanlah pemilu presiden, namun akan memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan Presiden Donald Trump dalam menerapkan mandatnya.

Pemilu yang digelar di tengah-tengah masa jabatan presiden ini juga menjadi harapan Partai Demokrat untuk mempercepat agenda kebijakannya.

Lalu, apa yang diperebutkan dalam midterm elections?

Baca juga: Usaha Terakhir Trump dan Obama Rebut Hati Rakyat Jelang Pemilu Paruh Waktu

Mengutip laman resmi pemerintah AS, ada 435 kursi di House of Representatives atau DPR yang siap diperebutkan dalam pemilu paruh waktu.

Tak hanya itu, masih ada 35 kursi Senat, 36 posisi gubernur negara dan tiga gubernur teritorial, serta wali kota.

BBC mencatat, pemilu paruh waktu menjadi sangat penting sebab baik DPR dan Senat di Kongres kini dikendalikan oleh Partai Republik.

Jika Partai Demokrat mengambi alih Senat atau DPR, mereka dapat membatasi apa yang dilakukan Trump dalam dua tahun terakhir jabatannya.

Meski demikian, pemilu paruh waktu tidak disambut gairah yang sama oleh rakyat AS seperti pada pemilu presiden, artinya jumlah pemilih lebih sedikit.

Sekitar 60 persen rakyat Amerika berpartisipasi memilih presiden, tapi hanya sekitar 40 persen yang ikut dalam pemilu paruh waktu.

Pada 2014, angka tersebut menyentuh 35,9 persen, terendah sejak Perang Dunia II.

Baca juga: Jelang Sanksi Iran, Trump Unggah Poster Ala Game of Thrones

Mantan Presiden AS Barack Obama berpidato di hadapan massa untuk mendukung kandidat Gubernur  Georgia Stacey Abrams (kiri) selama kampanye di Morehouse College di Atlanta, Georgia. Foto ini diambil pada Jumat (2/11/2018). (AFP/Jessica McGowan) Mantan Presiden AS Barack Obama berpidato di hadapan massa untuk mendukung kandidat Gubernur Georgia Stacey Abrams (kiri) selama kampanye di Morehouse College di Atlanta, Georgia. Foto ini diambil pada Jumat (2/11/2018). (AFP/Jessica McGowan)
Pertanyaan selanjutnya, bisakah Trump dimakzulkan apabila partainya kalah dalam pemilu paruh waktu?

Trump mampu melakukan perombakan besar-besaran sistem pajak karena Partai Republik merupakan penguasan Kongres.

Tapi jika Demokrat memenangkan kendali salah satu atau dua dari dua kamar Kongres, mereka mungkin saja meluncurkan penyelidikan terhadap beberapa masalah, termasuk urusan bisnis presiden dan tuduhan serangan seksual.

Seruan pemakzulan untuk Trump diperkirakan akan makin keras, jika DPR mengambil alih DPR. Setidaknya, butuh dua pertiga suara mayoritas di Senat untuk menyingkirkan Trump.

Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Sebut Trump Telah Mempermalukan AS

Sepanjang sejarah AS, dua presiden yang pernah diberhentikan adalah Andrew Johnson dan Bill Clinton.

Sementara, Richard Nixon mengundurkan diri sebelum dia diberhentikan setelah skandal Watergate pada awal 1970-an.

Namun, bisa jadi Demokrat memiliki kesempatan lebih baik untuk menggeser Trump dengan mengalahkannya dalam pemilu presiden 2020.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com