Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kelam Sebuah Jembatan yang Indah di Swiss

Kompas.com - 05/11/2018, 15:18 WIB
Ervan Hardoko

Editor

Tercatat 12 orang per 100.000 penduduk Swiss yang bunuh diri per tahunnya. Sehinga negeri ini berada di papan tengah Eropa untuk masalah angka bunuh diri.

Provinsi Zug menempati posisi agak di atas untuk urusan bunuh diri di Swiss, yakni delapan orang per 100.000 penduduk. 

Artinya, jembatan ini menyumbang hampir separuh angka bunuh diri di provinsi terkaya Swiss ini.

Baca juga: Tak Mau Sekolah, Bocah 8 Tahun Ancam Bunuh Diri dari Lantai 33

Jumlah angka bunuh diri ini membuat pemerintah provinsi Zug tidak tinggal diam. Berbagai cara dilakukan agar angka bunuh diri dari jembatan ini berkurang.

Caranya, dibangunlah pembatas dari kaca setinggi 1,6 meter di tepi jembatan.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Zug, Martin Pfister, pembuatan tembok pembatas itu cukup mengurangi angka kasus bunuh diri.

"Kalau dulu empat orang per tahun (bunuh diri), sekarang ini hanya satu atau dua orang saja. Intinya, jembatan ini bukan lagi favorit sebagai lokasi bunuh diri,“ kata Martin kepada wartawan.

Sayangnya terdapat jembatan di lokasi tersebut.  Jembatan pertama, pembatasnya bukan terbuat dari kaca, namun dari besi.

Pembatas dari besi ini, lebih mudah dipanjat ketimbang pembatas kaca. Bahkan, ada korban bunuh diri yang sengaja membawa tangga dan meloncat dari jembatan tersebut.

Barbara Weiss, pakar masalah bunuh diri Swiss, mengatakan, pembatas besi itu tak banyak berguna untuk mencegah orang mencabut nyawanya sendiri.

"Kalau sudah ada niat, akan selalu cari jalan,“ katanya.

Baca juga: 2 Koleganya Terjerat Kasus Korupsi, Kepala Polisi di China Bunuh Diri

Selain tembok pembatas, pemerintah Zug juga memasang saluran telepon darurat di ujung jembatan ini.

Gunanya, agar mereka yang masih ragu untuk bunuh diri, menyempatkan diri berkonsultasi terlebih dahulu.

"Dan pada akhirnya diharapkan dia mengurungkan niatnya,“ kata Martin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com