Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga BBM Sentuh Level Tertinggi, Pemerintah Australia Kelimpungan

Kompas.com - 05/11/2018, 11:59 WIB
Veronika Yasinta

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Harga BBM di Australia kini mencapai level tertinggi dalam satu dekade, naik 20 persen dibanding tahun lalu.

Tingginya harga minyak dunia dan melemahnya nilai tukar dollar Australia dituding sebagai penyebabnya.

Pemerintah Australia menuduh perusahaan-perusahaan minyak besar, sementara sejumlah politisi mendesak pemotongan pajak BBM.

Namun, apa hal itu akan berhasil?

Baca juga: Protes Sanksi Terberat, Warga Iran Bakar Bendera AS dan Uang Dollar

Menurut data Australian Institute of Petroleum, harga rata-rata bensin tanpa timbal naik 1,32 dolar per liter (pada November 2017) menjadi 1,60 dolar atau Rp 17.200 per liter(pada Oktober 2018).

Menurut ekonom Ryan Felsman, harga yang ada saat ini dipengaruhi penawaran dan permintaan.

Dia menjelaskan keputusan AS menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, termasuk embargo minyak, mulai Senin (5/11/2018) akan berdampak signifikan.

"Iran itu salah satu produsen minyak terbesar dunia. Sanksi ini akan sangat menghambat pasokan," jelasnya.

Permintaan minyak dari AS selama musim panas akan mendorong penurunan persediaan minyak mentah.

Faktor penentu lainnya yaitu karena pasar minyak dunia dihargai dalam "dollar AS per barel". Kini nilai tukar dollar Australia semakin sulit melawan dolar AS.

"Australia negara pengimpor minyak dan dollar Australia telah jatuh 9 persen tahun ini," tambah Felsman.

Baca juga: Bahasa Indonesia Segera Masuk Kurikulum Sekolah di Australia

Pemerintah Australia menginginkan adanya tindakan segera dari perusahaan minyak.

"Saya paham bahwa sangat mengecewakan bagi warga Australia melihat harga bensin bergerak seperti yang terjadi," kata Perdana Menteri Scott Morrison.

Dia mengancam perusahaan ritel energi seperti AGL, Origin Energy dan Energy Australia untuk dibawa ke badan pengawas persaingan usaha ACCC.

PM Morrison juga meminta perusahaan minyak untuk segera bertindak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com