Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sputnik 2, Satelit yang Membawa Hewan Pertama Mengorbit Bumi

Kompas.com - 03/11/2018, 19:08 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Antariksa yang menyimpan misteri membuat banyak negara berlomba-lomba untuk menjelajahinya. Dua negara yang terkenal dengan gencar-gencarnya adalah Amerika Serikat dan Uni Soviet (kini Rusia).

Perlombaan antariksa atau space race kedua negara juga ditandai ketika Uni Soviet berhasil meluncurkan satelit pertama di dunia menuju ke orbit bumi.

Satelit Uni Soviet dengan nama "Sputnik 1" tercatat sebagai satelit pertama dunia yang berhasil diorbitkan.

Satu bulan setelah itu, Proyek Sputnik 2 juga mulai dipersiapkan. Kali ini, pihak Soviet menggunakan inovasi baru dengan menggunakan hewan untuk bisa diorbitkan menuju luar angkasa.

Sputnik 2 sebagai percobaan

Sputnik merupakan misi satelit yang diciptakan dan dikembangkan oleh pihak Soviet. Setelah berhasil menerbangkan Sputnik 1, Korolev selaku insinyiur Sputnik mengirimkan sebuah catatan kepada otoritas setempat untuk meluncurkan satelit keduanya.

Catatan tersebut mendapatkan persetujuan dan segera merealisasikan proyek kedua mereka. Roket R-7 seberat 7,5 ton masih sebagai wahana untuk mengantarkan satelit ini menuju luar angkasa.

Sputnik 2russianspaceweb Sputnik 2

Adapun hal yang membedakan, misi kali ini adalah menggunakan makhluk hidup sebagai bahan uji coba. Mereka mempersiapkan anjing untuk diterbangkan menuju orbit bumi.

Percobaan ini dilakukan sekaligus sebagai persiapan sebelum meluncurkan penerbangan antariksa berawak manusia.

Sputnik 2 memiliki berat 508,3 kilogram yang memiliki beberapa kabin yang berguna untuk menampung awak yang diisi oleh anjing bernama Laika.

Kabin terbuat dari aluminium dilengkapi dengan sensor untuk mengukur tekanan dan suhu, serta tekanan darah anjing, frekuensi napas dan detak jantung. Instrumen ini juga memungkinkan untuk memantau anjing hidup atau bahkan mati ketika di angkasa.

Uni Soviet meluncurkan misi luar angkasa dengan mengirimkan Laika, seekor anjing yang menjadi hewan pertama mengorbit Bumi. (AFP) Uni Soviet meluncurkan misi luar angkasa dengan mengirimkan Laika, seekor anjing yang menjadi hewan pertama mengorbit Bumi. (AFP)

Sistem makanan untuk anjing tersebut seperti nampan kecil yang membuka serta menutup secara berkala dan menyimpan pasokan makanan selama 20 hari.

Selama misi, anjing akan dilengkapi dengan pembuangan khusus untuk buang air dan juga memungkinkan untuk bisa berdiri, duduk, berbaring dan sedikit bergerak bolak-balik di dalam kabinnya

Dilansir dari Britannica, Uni Soviet meluncurkan Sputnik 2 pada 3 November 1957 melalui sebuah peluncur luar angkasa Kosmodrom Baykonur, Kazakhstan.

Walaupun terletak di negara luar, pengelolaan dan penjagaan Kosmodrom Baykonur masih berada di bawah kendali Uni Soviet.

Satelit itu masuk orbit dengan ketinggian perigee (titik terendah) 223 kilometer di atas permukaan Bumi dan apogee (titik tertinggi) 945-1,555 kilometer.

Laika hewan pertama

Laika hanya mampu bertahan beberapa jam, setelah mengelilingi bumi sebanyak 9 kali. Ketika sembilan kali mengorbit bumi, temperatur dalam kapsul pesawat bertambah panas hingga lebih dari 40 derajat celcius.

Pesawat Sputnik 2 tidak dirancang untuk dapat kembali ke Bumi, sehingga bagaimanapun juga Laika akan tetap berada di luar angkasa.

Laika akhirnya mati karena kepanasan dan dehidrasi dalam waktu beberapa jam. Namun, kematian Laika tak langsung dipublikasikan ke publik.

Setelah Laika, Perancis juga meluncurkan kucing pertama dengan nama Felicette ke angkasa untuk mengimbangi misi space race antara negara-negara dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com