Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Sebut Karavan Migran Akan Ditembak Jika Lempar Batu ke Militer

Kompas.com - 02/11/2018, 08:49 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengeluarkan peringatan keras kepada rombongan atau karavan migran yang sedang dalam perjalanan menuju perbatasan.

Dia mengatakan, penempatan militer ke perbatasan bagian selatan bertujuan untuk menghalau ribuan migran. Personel militer diperbolehkan menembak jika mereka dilempari batu oleh para migran.

Diwartakan USA Today, Trump menyebut batu dan senjata tidak memiliki perbedaan terlalu besar.

Baca juga: Tak Diizinkan Naik Bus di Meksiko, Karavan Migran Jalan Kaki Menuju AS

Dalam pidato di Gedung Putih, Kamis (1/11/2018), pria berusia 72 tahun itu menyoroti laporan terjadinya bentrokan antara karavan dan otoritas saat menyeberangi perbatasan Guatemala menuju Meksiko.

Otoritas Meksiko menyatakan, migran menyerang petugas dengan batu, botol kaca, dan kembang api ketika berupaya merusak pagar perbatasan di Meskiko.

Trump menuturkan, militer AS tidak akan bisa terima dilempar botol atau batu.

"Mereka ingin lempar batu kepada militer kita, maka militer kita melawan," katanya.

"Saya bilang ke mereka untuk mempertimbangkan pembalasan dengan senapan," imbuhnya.

Presiden Trump mengaku tidak ingin ada kekerasan terhadap migran sebab banyak perempuan dan anak-anak dalam rombongan, namun militer akan bersiap jika terjadi sesuatu.

"Karena tidak perbedaannya tidak banyak. Ketika Anda terkena batu di wajah, yang seperti kalian tahu, itu sangat keras terjadi beberapa hari lalu," ucapnya, seperti dikutip dari Daily Mail.

Suami dari Melania ini berupaya menjadikan migran sebagai isu sentral dalam pemilihan umum paruh waktu.

Kritikus menilai, Trump berusaha membuat karavan migran sebagai hal menakutkan untuk meningkatkan dukungan ke partainya.

Baca juga: Karavan Migran Menuju Perbatasan, Trump Ingin Kerahkan 15.000 Tentara

Selama beberapa pekan terakhir, Trump mengancam akan menutup perbatasan dan menahan pendanaan bagi negara yang dilewati oleh para migran.

Kini karavan migran terpaksa berjalan kaki setelah ditolak menggunakan bus di Meksiko untuk menuju AS.

Para migran harus berjalan kaki sekitar 64 km dari Juchitan ke Matias Romero, dan dari sana masih ada 726 km perjalanan yang harus ditempuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com