Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Menhan Brasil Bakal Kerahkan "Sniper" untuk Tembak Penjahat

Kompas.com - 01/11/2018, 10:58 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BRASILIA, KOMPAS.com - Calon Menteri Pertahanan Brasil mengaku bakal menempatkan penembak runduk (sniper) untuk menumpas pelaku kejahatan.

Komentar Augusto Heleno terjadi setelah gubernur terpilih Rio de Janeiro, Wilson Witzel, berjanji bakal menempatkan sniper untuk mengurangi angka kriminalitas.

Baca juga: Pakai Senapan Mesin, Sniper SAS Bunuh Petinggi ISIS dari Jarak 1.600 Meter

"Itu adalah reaksi yang diperlukan ketika menghadapi senjata yang dipegang anak muda," kata Heleno kepada Radio Nacional via AFP Kamis (1/11/2018).

Pensiunan jenderal itu menyatakan, dia tidak melihat usul tersebut sebagai pembunuhan ekstrayudisial. Melainkan kriteria yang harus ditetapkan.

"Saya melihat para polisi Rio sangatlah berani. Namun, mereka membutuhkan jenis dukungan yang baru," ujar Heleno kembali.

Kawasan perkampungan kumuh (favela) di Rio sering menjadi arena konflik antara bandar narkoba bersenjata dengan pasukan keamanan.

Witzel terpilih pada Minggu (28/10/2018) bersamaan dengan kemenangan Jair Bolsonaro menjadi Presiden Brasil setelah mereka berjanji menekan angka kejahatan.

Dia menyatakan bakal menginstruksikan polisi maupun tentara untuk menembaki para penjahat. Bahkan ditembak di belakang ketika si pelaku tak memberi ancaman.

"Saya lebih baik membela anggota saya di pengadilan daripada hadir ke pemakaman mereka," tegas Witzel dalam wawancara dengan Globonews.

Dia juga mengusulkan untuk menempatkan sniper di helikopter ketika kepolisian melaksanakan operasi melawan bandar narkoba.

Witzel menjelaskan, setiap pelaku yang memegang senjata api memberi ancaman karena dia bakal menembakkannya ke arah manapun.

Aktivis HAM menentang rencana yang diajukan Witzel maupun Heleno karena menurut mereka, mengerahkan sniper sama saja melawan api dengan api.

Amnesty International menyatakan memberi perintah untuk membunuh siapapun yang bersenjata meski tak mengancam merupakan pelanggaran terhadap konstitusi Brasil maupun hukum internasional.

"Usul itu hanya meningkatkan kekerasan dan menempatkan ratusan orang dalam bahaya, termasuk penegak hukum itu sendiri," ulas Amnesty.

Baca juga: Jair Bolsonaro, Kandidat Sayap Kanan yang Menangi Pilpres Brasil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com