WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James Mattis menghendaki adanya gencatan senjata di Yaman.
Diwartakan AFP Rabu (31/10/2018), Mattis mengungkapkan AS telah "cukup lama" memperhatikan konflik yang terjadi sejak 22 Maret 2015.
Dia menuturkan koalisi yang dipimpin Arab Saudi maupun Uni Emirat Arab (UEA) serta kelompok Houthi menyatakan siap berdialog.
Baca juga: Serangan Udara Koalisi Saudi di Yaman Tewaskan 19 Warga Sipil
"Kami harus segera mengupayakan sebuah perdamaian di sini. Kami tidak bisa hanya sekadar berbicara bakal melakukannya di masa depan," tegas Mattis.
"Kami harus segera melakukannya (gencatan senjata) dalam 30 hari ke depan," tutur pensiunan jenderal Korps Marinir dengan julukan Mad Dog tersebut.
Mattis meminta semua pihak yang bertikai untuk bertemu dengan Utusan Khusus Martin Griffiths di Swedia November nanti, dan membawa sebuah solusi.
Menteri 68 tahun itu menuturkan, peran AS adalah meningkatkan kemampuan menargetkan musuh, bukan menjatuhkan bom di wilayah yang diragukan ada Houthi-nya.
Dia menjelaskan, gencatan senjata itu juga dibarengi penarikan milisi Houthi dari kawasan perbatasan, mengajak semua pihak untuk menyudahi konflik.
"Saat ini, tujuan utama kami adalah meningkatkan kemampuan pasukan koalisi dalam memerangi Houthi tanpa membunuh warga sipil," tegasnya.
Pernyataan Mattis terjadi setelah koalisi Saudi mengirim lebih dari 10.000 pasukan dalam persiapan menyerang kota pelabuhan Hodeida.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.