BRASILIA, KOMPAS.com - Kemenangan Jair Bolsonaro, kandidat sayap kanan, dalam Pemilihan Presiden Brasil juga menuai sikap pesimis dan skeptis.
Salah satunya Flavia Castelhanos. Sambil menyeka air matanya, dia mengaku tidak percaya Bolsonaro menang dengan perolehan suara 55.18 persen dari 99,7 persen suara yang dihitung.
"Saya tidak percaya masyarakat di sini lebih memilih kebencian, lebih memilih senjata," kata Castelhanos dikutip AFP Senin (29/10/2018).
Baca juga: Jair Bolsonaro, Kandidat Sayap Kanan yang Menangi Pilpres Brasil
Bolsonaro dikenal sebagai politikus yang mengeluarkan komentar kontroversial. Pada 2014 saat masih menjadi anggota Kongres Brasil, dia menyerang koleganya Maria do Rosario.
Saat itu, Rosario mengecam pemerintahan militer yang diktator pada 1964 sampai 1985 yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS).
Saat itu, Bolsonaro berkata Rosario sempat memanggilnya sebagai pemerkosa. "Saya bisa katakan tak akan memperkosa Anda, karena Anda tak layak diperkosa," ujarnya saat itu.
Selain itu, dia pernah mengaku lebih senang melihat anaknya meninggal dunia daripada menjadi gay. Dia juga pernah menyebut komunitas kulit hitam "tak berguna".
Lawan politik Bolsonaro, Fernando Haddad, berjanji dia bakal mempertahankan kemerdekaan sekitar 45 juta orang yang telah memilihnya.
Sebabnya ketika berkampanye, Bolsonaro pernah mengatakan dia bakal melakukan pembersihan terhadap kalangan sayap kiri yang tidak taat hukum.
"Fasis!" Demikianlah teriakan para pendukung Haddad di depan markas Partai Buruh di Sao Paulo sambil menangis setelah Bolsonaro menang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.