Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monash University Digitalkan Koleksi Koran Sin Po

Kompas.com - 27/10/2018, 15:58 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

MELBOURNE, KOMPAS.com - Monash University, Australia, mengumumkan telah mendokumentasikan koran Sin Po menjadi bentuk digital.

Acara peluncuran bentuk digital Sin Po dilaksanakan Kamis (25/10/2018) di kampus yang berlokasi di Clayton, sekitar 23 kilometer dari Melbourne.

Baca juga: Koran Sin Po, Istilah Indonesia, dan Publikasi Pertama Indonesia Raya

ABC News memberitakan Jumat (26/10/2018), ini adalah pertama kalinya di dunia koleksi yang sebelumnya berbentuk koran bisa menjadi digital.

Diharapkan melalui upaya digitalisasi tersebut, masyarakat yang berminat mempelajari sejarah Indonesia baik untuk alasan akademis maupun hal lain bisa mengaksesnya dengan mudah.

Dr Rheny Pulungan, warga Indonesia yang bekerja di Perpustakaan Monash berkata, proyek digitalisasi itu sudah berlangsung sejak setahun lalu.

Selain ingin melestarikan informasi dalam koran itu, Rheny menjelaskan selama ini banyak peneliti yang ingin mengakses Sin Po harus datang ke Monash.

"Dengan digitalisasi ini, akses terhadap koran Sin Po sebagai bagian dari sejarah bakal lebih luas," tutur Rheny.

Peluncuran tersebut dihadiri pembicara dari Leiden Universitet Belanda, Dr Tom Hoogervorst, yang menyatakan kampusnya mempunyai banyak koleksi serupa.

Namun, dia mengaku Leiden masih belum bisa melaksanakan digitalisasi atas berbagai koleksi penerbitan yang mereka miliki.

Karena itu, dia merasa sangat terbantu dengan proyek Monash karena saat ini dia sedang meneliti campuran bahasa dalam pemberitaan Sin Po.

Sin Po merupakan surat kabar yang diterbitkan di Jakarta pada Oktober 1910 hingga era setelah kemerdekaan Indonesia di 1965.

Korban tersebut disebut memegang peranan penting dalam sejarah Indonesia karena disebut pertama kali menggunakan kata "Indonesia" menggantikan "Hindia Olanda".

Kemudian di November 1928, Sin Po adalah koran pertama yang menyiarkan lagu Indonesia Raya gubahan Wage Rudolf Supratman yang disebut lagu kebangsaan Indonesia.

Perpustakaan Monash memiliki koleksi Sin Po dari April 1923 sampai Desember 1941 dalam bentuk kertas, dan koleksi hingga 1950 dalam bentuk mikrofilm walau tak lengkap.

Beberapa dari koleksi tersebut berasal dari Profesor Emiritus Charles Koppel dari Melbourne University, yang banyak melakukan penelitian tentang etnis Tionghoa di Indonesia.

Baca juga: Lacak Wanita yang Pernah Ditemuinya, Pria Ini Pasang Iklan di Koran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com