KOMPAS.com - Ada kalimat bijak berbunyi "kebenaran pada suatu saat akan terungkap".
Charles Darrow selama ini dikenal sebagai sosok dibalik suksesnya permainan Monopoli. Dia disebut sebagai pria pengangguran di Philadelphia yang mencetuskan permainan itu pada 1930-an.
Kemudian, dia menjualnya kepada Parker Brothers dan mendapatkan pendapatan tinggi. Darrow selanjutnya menjadi pria kaya raya.
Namun, Monopoli bukan dimulai oleh Darrow, melain seorang perempuan bernama Elizabeth Magie. Dan kebenaran tersebut terungkap di pengadilan, meski Elizabetg Magie telah tiada.
Lahir dan besar di Macomb, pinggiran Illinois, Amerika Serikat, pada 1866, ELizabeth "Lizzie" Magie dibesarkan dalam lingkungan keluarga dengan pemikiran ke depan tentang politik.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Pablo Picasso, Pelukis Revolusioner
Ayahnya, James Magie, merupakan seorang pemimpin surat kabar yang menemani Abraham Lincoln berkeliling di Illinois pada 1850-an.
Saat itu, Lincoln harus menghadapi debat publik bersama dengan politisi AS Stephen Douglas.
James mengenalkan Lizzie dengan buah karya ekonom Henry George, sebuah buku berjudul Progress and Poverty yang dirilis pada 1879.
Buku itulah yang kelak membentuk keyakinan politiknya dan menginspirasinya membuat permainan papan.
Progress and Poverty sangat populer kala itu, terjual melampaui buku lainnya kecuali Alkitab pada 1890-an, dan terus memengaruhi kegiatan aktivis sayap kiri dan kebijakan.
Buku tersebut mengenalkan teori bahwa individu harus memiliki sendiri apa yang mereka buat atau ciptakan. Tapi apa saja yang ditemukan di alam, terutama lahan, seharusnya milik semua orang.
George mengajukan tentang pajak nilai tanah yang dikenal sebagai "single tax", yang menggeser beban pajak untuk tuan tanah.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Hedy Lamarr, Aktris Jenius Pionir Teknologi Dasar WiFi
Pajak ini kemudian dipakai untuk investasi pada layanan publik dan sosial, sehingga pemilik lahan akan menggunakan kepemilikannya secara bertanggung jawab dan kolektif.
Gerakan anti-monopoli menyediakan tempat bagi aktivis hak perempuan dan banyak kelompok penghapusan perbudakan, termasuk keluarga Magie.
Pada awal 1880-an, Lizzie bekerja sebagai stenografer, sebuah profesi yang sangat populer di antara populer masa itu.
Namun, dia terus mengasah kreativitas lainnya seperti berperan dalam teater, menggambar, menulis cerpen, dan bereksperimen dengan mesin.
Karena merasa sulit menyokong kehidupannya sendiri dengan gaji 10 dollar AS per minggu sebagai stenografer, Lizzie memasang sebuah iklan dirinya.
Dia menawarkan diri sebagai "budak perempuan muda Amerika" kepada penawar tertinggi.
Dalam iklan tersebut, dia memberi keterangan bahwa dia tidak cantik, tapi sangat menarik.
Tujuan di balik aksi itu ternyata untuk membuat pernyataan tentang posisi perempuan yang suram.
"Kami bukan mesin. Perempuan memiliki pemikiran, keinginan, harapan, dan ambisi," katanya.
Pergantian abad menyingsing, Lizzie memutuskan untuk pergi ke Washington DC. Tidak seperti perempuan pada eranya, dia memilih tidak menikah sampai usia 44 tahun.
Lizzie menghabiskan waktu luangnya menciptakan permainan papan yang merupakan ekspresi dari keyakinan politiknya yang selama ini dia pegang teguh.
Did you know that Monopoly, the most popular board game in history, began life as “The Landlord’s Game?” Devised by Elizabeth Magie in 1904, the game originally was used to point out the social pitfalls of unequal wealth among people. #tbt pic.twitter.com/FizwEKdkXY
— The Strong Museum (@museumofplay) 12 April 2018
Pada 1903, Magie mengajukan hak paten atas permainan tersebut. Dua tahun kemudian, dia menerbitkan versi dari permainan Landlord's Game melalui Economic Game Company.
Itu terjadi lebih dari 20 tahun sebelum Parker Brothers memproduksi permainan Monopoli.
Ada dua perangkat aturan dalam permainan papan seperti sebuah sirkuit dengan jalanan dan tanda dijual itu.
Yang pertama, set anti-monopoli, di mana semua akan mendapat hadiah ketika kekayaan berhasil diciptakan.
Kemudian yang kedua set monopoli. Pada babak ini tujuan dari permainan adalah membentuk monopoli dan mendominasi lawan.
Pendekatan itu merupakan alat pengajaran bahwa seperangkat aturan pertama secara moral lebih unggul.
"Ini adalah demonstrasi praktis dari sistem perebutan lahan saat ini, dengan semua hasil dan konsekuensinya yang biasanya," tulis Lizzie.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Christian Dior, Perancang Busana Mewah Legendaris
Dia tidak pernah mencari keternaran atau keuntungan atas permainan yang dibuatnya, yang selanjutnya menjadi terkenal di kalangan intelektual saya kiri.
Berbagai adaptasi dari permainannya terus berkembang, termasuk oleh Charles Darrow yang meluncurkan ulang papan permainan sederhana bernama Monopoli.
Butuh waktu untuk mengetahui kebenaran bahwa dirinya merupakan penemu permainan Monopoli.
Pada 1973, Ralph Anspach dituntut oleh Parker Brothers karena menciptakan permainan Anti-Monopoli.
7 March 1933. In Atlantic City (USA) unemployed electrical engineer Charles Darrow completed his invention of a board game called Monopoly. pic.twitter.com/xVrV0nEwX7
— Prof.Frank McDonough (@FXMC1957) 7 Maret 2018
Dari situlah terungkap siapa sesungguhnya yang menciptakan permainan papan yang lebih dikenal dengan nama Monopoli.
Menjawab pertanyaan itu di pengadilan, nama Elizabeth Magie disebutkan dan kisahnya terus menyebar sejak itu.
Pada 1910, Lizzie mengakhiri tahun-tahun hidupnya sebagai perempuan lajang dengan menikah dengan Albert Phillips.
Sebagai janda tanpa anak, dia meninggal pada 1948 di Staunton, Virginia. Dia dimakamkan disamping suaminya, di Columbia Gardes Cemetery, Arlington, Virginia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.