Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan Turki: Pembelian S-400 adalah Keharusan, bukan Pilihan

Kompas.com - 26/10/2018, 13:21 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Hurriyet

ANKARA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar menargetkan sistem rudal S-400 dari Rusia bakal dipasang pada Oktober 2019.

Turki menandatangani kesepakatan pembelian sistem pertahanan anti-serangan udara S-400 dengan nominal 2.5 miliar dollar AS, sekitar Rp 38 triliun.

Dilansir Hurriyet Kamis (25/10/2018), Akar menuturkan sesuai dengan kontrak pembelian, proses pemasangan sistem buatan Fakel itu bakal dilaksanakan.

Baca juga: AS Tak Bakal Sanksi India karena Beli Rudal S-400 Rusia, Ini Syaratnya

Saat ini, Turki sedang fokus memilih tentara yang bakal menjadi operator S-400. "Mereka bakal berangkat ke Rusia untuk menerima pelatihan," ujar Akar kepada Anadolu.

Pembelian sistem rudal yang mulai beroperasi sejak 28 April 2007 itu mendapat reaksi kontra dari AS karena Turki merupakan anggota NATO.

AS bersikeras S-400 tak cocok dengan gaya pertahanan NATO, dan mengancam bakal memberi sanksi jika Ankara tetap membelinya.

Akar menjelaskan, Turki sebelumnya telah mendekati AS untuk membeli sistem pertahanan Patriot. Karena gagal, mereka beralih ke Rusia.

Mantan Kepala Staf Jenderal Angkatan Darat Turki itu menyebut studi terkait S-400 telah dilakukan, dan hasilnya tak menyalahi Komando Angkatan Udara.

Jenderal dengan julukan Seri Pasa itu menuturkan klaim yang diutarakan AS maupun NATO berlebihan, dan dia menegaskan Turki punya hak untuk membeli senjata dari siapapun.

"Pembelian S-400 bukan merupakan pilihan. Namun keharusan. Saya yakin sistem tersebut tak bakal mengganggu kinerja Turki dengan NATO," tuturnya.

Lebih lanjut, jenderal berusia 66 tahun itu juga berkomentar soal kontribusi Turki dalam proses produksi jet tempur generasi kelima F-35.

Akar berujar, Presiden AS Donald Trump telah meminta Pentagon untuk memberikan laporan terkait kontribusi Turki dalam waktu 90 hari.

Berdasarkan estimasinya, tenggat waktu laporan itu dimulai 13 Agustus, dengan Menteri Pertahanan AS James Mattis bakal menyerahkannya di 1 3 November.

"Dua F-35 telah dikirimkan kepada kami Juni. Empat pilot kami sudah berangkat untuk menerima pelatihan. Sementara 50 perwira non-komisioner juga berangkat sebagai tim pemelihara," terangnya.

F-35 menjadi sorotan setelah Kongres AS mengesahkan larangan untuk menjual jet tempur siluman tersebut buntut pembelian F-35.

Namun Pentagon menegaskan tetap bakal meneruskan proses pengiriman. Dua unit F-35 lain diperkirakan bakal datang Maret 2019.

Baca juga: NATO: Pembelian S-400 dari Rusia adalah Keputusan Turki sebagai Negara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Hurriyet
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com