Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampus di India Bikin Mata Kuliah Berdasarkan Buku Harry Potter

Kompas.com - 25/10/2018, 18:14 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

KOLKATA, KOMPAS.com - Sebuah kampus hukum terkenal di Negara Bagian Bengal Barat, India, memperkenalkan mata kuliah baru berdasarkan buku fiksi Harry Potter.

Dilansir BBC Rabu (24/10/2018), mata kuliah itu bernama An interface between Fantasy Fiction Literature and Law: Special focus on Rowling's Potterverse.

Nantinya mata kuliah tersebut bakal menggunakan hukum-hukum yang ada dalam buku itu untuk menggambarkan persinggungan antara cerita dengan situasi nyata.

Baca juga: Pandangan Pakar Budaya Jawa Soal Nagini Versi Harry Potter

Buku pembahasan mata kuliah itu dibuka dengan percakapan antara Hermione Granger, sahabat Potter, dengan Rufus Scrimgeour yang menjabat sebagai Menteri Sihir.

"Apakah kamu tertarik berkarir di Hukum Sihir Nona Granger?" tanya Scrimgeour. "Tidak. Saya harap bisa melakukan hal baik bagi dunia ini," jawab Granger.

Si penggagas mata kuliah, Profesor Shouvik Kumar Guha, berkata dia melakukan eksperimen agar setiap mahasiswanya terpacu berpikir kreatif.

Pelajaran itu bakal diterapkan di Sekolah Hukum Universitas Nasional Kolkata, dan berdurasi total 45 jam dengan gabungan antara teori dan diskusi.

Beberapa topik tentang kelas dan hak sosial di India bakal dibahas menggunakan contoh perbudakan peri rumah maupun marjinalisasi manusia serigala.

"Di sistem pengajaran umum, kami hanya mengajarkan dasar prinsip hukum yang tentunya tidak mereka temui dalam kehidupan sehari-hari," kata Guha.

Dia menjelaskan melalui mata kuliah tersebut, dia ingin para mahasiswanya bisa melihat situasi dengan jernih jika India mengalami perubahan yang masif.

"Saya ingin mereka bisa bangkit dari zona nyamannya. JK Rowling (penulis Harry Potter) telah menjabarkan bagaimana produk hukum bisa ada di cerita itu," tutur Guha.

Kelas tersebut bakal dibuka Desember mendatang. Guha mengaku antusiasme mahasiswa untuk mengikutinya cukup besar.

Kelas itu telah mendapatkan kapasitas 40 orang. Mahasiswa yang tak kebagian mendekatinya agar bersedia menambah kelas.

Guha menuturkan, serial penyihir berdarah campuran tersebut lebih disukai di India daripada Game of Thrones maupun Star Trek.

Universitas Durham di Inggris diyakini sebagai kampus pertama yang memperkenalkan mata kuliah Harry Potter yang membahas praduga, kewarganegaraan, dan perundungan.

Baca juga: Mungkinkah Jubah Tembus Pandang Ala Harry Potter Bisa Terwujud?

Banyak universitas termasuk di Amerika Serikat (AS) seperti Yale dan Georgetown menggunakan cara sama. Namun, mereka fokus mulai dari teologi hingga penjelasan sains tentang sihir.

Buku Harry Potter yang terdiri dalam tujuh kisah itu telah diterjemahkan ke dalam 79 negara, dan dijual lebih dari 500 juta kopi.

Kurikulum dalam Potterverse itu antara lain:

  • Institusi dan tradisi legal. Termasuk kebebasan dan aturan hukum di masyarakat sihir, serta birokrasi Kementerian Sihir.
  • Kutukan Tak Termaafkan, Sidang Wizengamot, Sirius Black yang tak bersalah, serta persekusi Tom Riddle (nama kecil Lord Voldemort).
  • Nilai-nilai sosial, identitas dan hak kelas seperti yang terlihat dalam perbudakan peri rumah, marjinalisasi manusia serigala, raksasa, dan centaur.
  • Kontrak dan agensi. Misalnya Sumpah Pengikat, Snape, maupun Ordo Phoenix.
  • Quidditch dan olahraga sihir lain yang ada di Hogwarts.

Baca juga: Liverpool ke Perempat Final seperti Menanti Harry Potter Tamat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com