Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Pablo Picasso, Pelukis Revolusioner

Kompas.com - 25/10/2018, 16:40 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

KOMPAS.com - Jika membicarakan seniman terhebat abad 20, tak mungkin tanpa menyebutkan satu nama, Pablo Picasso.

Si jenius ini membuat dunia begitu mengagumi karyanya. Ketika masih anak-anak, dia mendedikasikan waktunya untuk menggambar, bukannya bermain dan belajar hafalan.

Melukis dengan mempopulerkan gaya kubismenya, Picasso membuat langkah awal pada lahirnya seni modern.

Kehidupan awal

Pablo Ruiz Picasso lahir pada 25 Oktober 1881 di Malaga, Spanyol. Dia berasal dari keluarganya hidupnya penuh dengan kreativitas.

Orangtuanya bernama Jose Ruiz Blasco dan Maria Picasso Lopez. Bakat Picasso diturunkan oleh sang ayah, yang merupakan seorang pelukis dan guru seni.

Bicara soal nama, Picasso memiliki nama lengkap yang sangat panjang, Pablo Diego Jose Francisco de Paula Juan Nepomuceno Maria de los Remedios Cipriano de la Santisima Trinidad Martyr Patricio Clito Ruiz y Picasso.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Hedy Lamarr, Aktris Jenius Pionir Teknologi Dasar WiFi

Nama itu diberikan untuk menghormati sejumlah kerabat keluarganya dan santo.

Dia merupakan anak yang serius dan terlalu dini untuk jemu menghadapi dunia. Sepasang bola matanya yang tajam seperti menandakan dia bakal ditakdirkan menjadi seseorang yang hebat.

"Ketika saya masih kecil, ibu saya bilang kepada saya, 'Jika kamu menjadi prajurit, kamu akan menjadi jenderal. Kalau kamu menjadi seorang biarawan, kamu berakhir sebagai paus'," kenangnya.

"Tapi malah sebaliknya, saya menjadi pelukas dan berakhir sebagai Picasso," imbuhnya.

Bolos sekolah

Meski bukan siswa cerdas di sekolah, Picasso menunjukkan bakat luar biasa dalam menggambar sejak masih kecil.

Pindah ke A Coruna pada 1891, dia menjadi murid ayahnya. Sejak itu, dia bereksperimen dengan kemampuannya, mengerahkan smeua hal yang dipelajari dan dikembangkan.

Pablo Picasso. (Twitter/@arisarchontakis) Pablo Picasso. (Twitter/@arisarchontakis)
Bakatnya mulai terlihat melampaui kemampuan ayahnya.

Dukungan dari sang ayah terus mengalir untuk Picasso sampai membuka pameran seni lukis pertama putranya yang berusia 13 tahun.

Keluarga itu pindah ke Barcelona pada musim semi 1895, dan Picasso mengambil pendidikan di akademi seni setempat, La Llotja.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Christian Dior, Perancang Busana Mewah Legendaris

Di sana, ayahnya memegang jabatan terakhirnya sebagai profesor seni lukis.

Tak tahan dengan peraturan sekolah, Picasso memilih bolos sehingga dia bisa menjelajahi jalanan Barcelona, menggambar pemandangan kota yang ditemuinya.

Pada usia 16 tahun, Picasso pindah ke Madrid dan masuk ke Royal Academy of San Fernando. Lagi-lagi, dia frustasi dengan teknik dan pelajaran klasik sekolah.

"Mereka hanya terus menerus mengulang hal lama. Velazquez untuk seni lukis, Michaelangelo untuk seni pahat," tulisnya kepada seorang temannya.

Dia kembali melewatkan pelajaran untuk melihat-lihat kota dan melukis apa pun, seperti orang-orang Gipsi, pengemis, dan prostitusi.

Kembali ke Barcelona pada 1899, dia bergabung dengan kelompok seniman dan intelektual yang bermarkas di sebuah kafe bernama El Quatre Gats.

Paris

Ibu kota Perancis dianggap sebagai pusat seni tingkat atas dunia, wajar baginya untuk pindah ke kota itu. Meski masih remaja, Picasso membuka studio seni di Montmarte, Paris.

Sejarawan memisahkan hasil karyanya dalam beberapa periode berbeda, misalnya pada 1901-1904 disebut sebagai periode Biru.

Lukisannya pada masa itu didominasi oleh nuansa suram dengan warna biru dan biru-hijau, serta hanya sesekali menggunakan warna lain.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Madam CJ Walker, Budak yang Sukses Jadi Miliarder

Subyek yang dipilih berkisar pada kemiskinan dan isolasi hingga penderitaan serta kemurungan.

Beberapa lukisan terkenalnya pada periode itu termasuk, Blue Nude, La Vie, dan The Old Guitarist.

Berikutnya masuk ke periode Mawar dari 1904 hingga 1906, dengan warna merah muda yang mendominasi karyanya. Kebanyakan subjek lukisannya adalah orang-orang sirkus, akrobat, dan badut.

Pada 1907, bersama dengan temannya, George Braque, dia muncul dengan karya luar biasa yang tidak pernah dilukis oleh siapa pun.

Bentuk-bentuk geometris tajam dalam lukisan berjudul Les Demoiselles d'Avignon, menampilkan lima pelacur telanjang yang terdistorsi dengan warna biru, hijau, dan abu-abu yang mencolok.

Karya tersebut menjadi awal dan inspirasi lahirnya aliran Kubisme, sebuah karya artistik yang diciptakan oleg keduanya.

Teknik utama karya kubisme adalah memecah dan menyusun kembali objek dalam bentuk abstrak dengan geometris gabungan, menggabungkan sudut pandang untuk menciptakan efek seperti kolase.

Gaya kubisme juga dipakainya untuk menuangkan karya terkenal lainnya pada era tersebut, termasuk Three Women, Bread and Fruit Dish on a Table, Girl with Mandon, Still Life with Chair Caning, dan Card Player.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com