Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan China: Militer Bakal Gunakan Segala Cara jika Taiwan Berpisah

Kompas.com - 25/10/2018, 12:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan China Wei Fenghe menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin Taiwan memisahkan diri dari mereka.

Pernyataan itu disampaikan Wei dalam pembukaan Forum Xiangshan di Beijing, sebagaimana diwartakan Reuters via Channel News Asia Kamis (25/10/2018).

Baca juga: Kapal Perang China Tempel 2 Kapal Perang AS di Selat Taiwan

Dalam pidatonya, menteri berusia 65 itu menuturkan isu tentang Taiwan berhubungan dengan kedaulatan, integritas, maupun kepentingan inti China.

Jenderal dari Satuan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) itu berujar, sangat berbahaya jika ada pihak yang berusaha menantang kedaulatan tersebut.

"Jika mereka berusaha menjauhkan Taiwan dari China, maka militer bakal menggunakan segala cara untuk menggagalkannya," tegas Wei.

Hubungan China dan Taiwan memburuk sejak Presiden Tsai Ing-wen berkuasa di 2016. Kondisi itu ditambah dengan kebijakan yang dilakukan Amerika Serikat (AS).

Antara lain dengan mendirikan kedutaan de facto di Taipei, maupun mengesahkan peraturan pejabat AS diizinkan berkunjung ke sana.

Selain itu, militer AS juga sering melaksanakan misi baik di sekitar wilayah Taiwan maupun kawasan Laut China Selatan yang sebagian besar diklaim China.

Terakhir, angkatan laut AS mengirim dua kapal perangnya ke Selat Taiwan untuk transit saat melaksanakan misi navigasi independen.

Wei melanjutkan, dia melihat hubungan militer China dengan AS sangatlah penting dan sensitif. Namun dia berujar tak menoleransi segala provokasi.

Menteri yang menjabat sejak 19 Maret itu juga menyoroti niat Presiden AS Donald Trump untuk keluar dari perjanjian nuklir era Perang Dingin.

Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF) merupakan kesepakatan yang ditandatangani pada 1987 antara Presiden Ronald Reagan dan Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev.

Kesepakatan itu melarang kedua negara untuk mengembangkan rudal balistik berhulu ledak nuklir dari jarak 500 hingga 5.500 kilometer.

Dalam penjelasannya, Trump menganggap perjanjian itu tak mengakomodie China yang dilaporkan juga mengembangkan rudal dengan jangkauan hingga ke AS.

Trump menganggap bahwa Beijing mempunyai peran kunci dalam kebijakannya. "Pernyataan tersebut sangat salah," kata Wei.

Baca juga: Ribuan Warga Taiwan Berunjuk Rasa Tuntut Merdeka dari China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com