Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diberi Tahu Pacarnya Meninggal Dunia, Pria Ini Loncat dari Lantai 4

Kompas.com - 24/10/2018, 14:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KERCH, KOMPAS.com - Seorang pemuda 20 tahun dilaporkan berada dalam masa kritis setelah berupaya bunuh diri dengan meloncat dari lantai empat.

Armen Badalyan, nama pemuda itu, melakukan aksi nekat tersebut setelah diberi tahu pacarnya meninggal pasca-dirawat akibat luka tembak.

Dilaporkan Daily Mirror Selasa (23/10/2018), Viktoria Demchuk menderita luka parah pasca-penembakan massal yang terjadi di Kerch Polytechnic College, Crimea.

Baca juga: Anaknya Pelaku Penembakan Massal Crimea, Perawat Ini Coba Bunuh Diri

Dalam insiden yang terjadi 17 Oktober lalu, kakinya harus diamputasi karena luka yang sangat parah. Saat itu, Badalyan bersama keluarga Demchuk menunggu di rumah sakit.

"Syukurlah dia masih hidup. Saya kira saya tak terlalu panik sekarang," kata Badalyan kepada salah satu temannya saat itu.

Saat itu, Badalyan berujar dia bakal bekerja untuk mengumpulkan uang demi membelikan kaki palsu yang bagus bagi sang pacar.

Namun, dua hari kemudian, dia mendapat kabar Demchuk meninggal dunia ketika hendak dipindahkan ke rumah sakit lain menggunakan helikopter.

Dia terguncang, dan dilaporkan sempat menulis sebuah pesan. Di dalamnya, dia menulis Demchuk merupakan hadiah terbaik dari Tuhan yang dikirimkan kepadanya.

Dibesarkan di panti asuhan, Badalyan tumbuh sebagai murid yang pintar sekaligus pemain sepak bola yang handal. Dalam pesannya, dia menulis hidupnya berubah sejak bertemu Demchuk.

"Saya mencintai Viktoria. Saya tidak siap merelakannya. Saya mencintaimu, dan kita akan selalu bersama selamanya," tulis Badalyan.

Mirror memberitakan, setelah menulis surat tersebut Badalyan dilaporkan meloncat dari lantai empat. Kakaknya, Vlada, berkata adiknya menderita cedera tulang belakang.

Perempuan berusia 26 tahun itu menuturkan adiknya berada di ruang gawat darurat dengan dokter berusaha menyelamatkan hidupnya.

"Armen dan Vika (panggilan Dem) adalah pasangan yang serasi. Saya pernah bertemu dan dia adalah gadis yang baik," tutur Vlada.

Sebelumnya, pelaku yang bernama Vladislav Roslyakov mendatangi sekolahnya, menyerang menggunakan senjata api dan bom. Menewaskan 21 orang dan melukai 65 orang.

Baca juga: Putin: Penembakan Massal di Crimea Efek dari Insiden Tragis di AS

Kebanyakan korban tewas berusia antara 15-19 tahun. Termasuk di dalamnya juga ibu dan anak, Svetlana serta Anastasia Baklanova, yang berusia 57 dan 26 tahun.

Sejumlah guru menunjukkan aksi kepahlawanan dengan mencoba mengalihkan perhatian Roslyakov agar murid yang lain bisa menyelamatkan diri.

Setelah melakukan aksinya, Roslyakov dilaporkan bunuh diri. Terdapat kekhawatiran jika remaja 18 tahun itu mendapat bantuan.

Kepala Crimea Sergey Aksyonov yang dilantik Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan Roslyakov bertindak sendirian. Namun pernyataannya mendapat cibiran.

"Engkau bohong! Anak-anak kami mengatakan yang sebaliknya," teriak orangtua murid. Sejumlah saksi mata berujar terdapat lebih dari satu pelaku.

Putin dalam pertemuan internasional di Sochi menyebut penembakan massal di Crimea sebagai hasil dari globalisasi.

Selain itu, presiden 66 tahun itu menjabarkan peristiwa itu berawal dari kejadian tragis di sekolah-sekolah Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Alur Penembakan Massal di Crimea Mirip Teror Columbine pada 1999

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com