Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: Putra Mahkota Saudi Mungkin Terlibat dalam Pembunuhan Khashoggi

Kompas.com - 24/10/2018, 11:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk pertama kalinya mencurigai Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS).

Dalam wawancara dengan Wall Street Journal, Trump berujar MBS kemungkinan terlibat pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.

Dikutip The Guardian Rabu (24/10/2018), Trump menjelaskan pangeran berusia 33 tahun itu kemungkinan menempati porsi terbesar dalam skenario tewasnya Khashoggi.

Baca juga: Sebelum Tewas, Ini Kritikan Terakhir Khashoggi kepada Arab Saudi

"Jadi, jika ada sesuatu yang terjadi, saya menduga dia (MBS) pastinya mengetahui," tutur presiden ke-45 dalam sejarah AS tersebut.

Trump menuturkan, dia telah berulang kali mengajukan pertanyaan kepada MBS terkait pengetahuannya soal kasus Khashoggi dalam berbagai kesempatan.

Presiden dari Partai Republik itu berkata, awalnya dia bertanya kepada MBS apakah si putra mahkota mengetahui adanya rencana pembunuhan Khashoggi.

"MBS berkata tidak. Kemudian saya bertanya kembali 'dari mana mulainya?' Kemudian dia menjawab dari level terbawah," paparnya.

Trump mendapat pertanyaan apakah dia percaya dengan penyangkalan MBS. Dia sempat terdiam selama beberapa detik. "Saya ingin memercayainya. Sungguh," ungkapnya.

Sementara dalam makan malam dengan pejabat militer, Trump menyebut kasus pembunuhan Khashoggi disembunyikan dengan sangat buruk.

Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan, 21 warga negara Saudi bakal dicabut visanya buntut pembunuhan yang menimpa kontributor The Washington Post tersebut.

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo memaparkan jajarannya juga tengah melakukan serangkaian kebijakan lain. Termasuk di antaranya pemberian sanksi.

"Kami menegaskan tak bakal menoleransi aksi kejam seperti ini. Percayalah, hukuman ini tidak menjadi yang terakhir dari AS," ujarnya.

Khashoggi tewas ketika mendatangi gedung konsulat Saudi untuk mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz, pada 2 Oktober lalu.

Awalnya Saudi bersikukuh Khashoggi telah keluar dari gedung. Namun pekan lalu, mereka akhirnya mengakui bahwa dia tewas dalam pertikaian.

Baca juga: Trump Sebut Upaya Tutupi Pembunuhan Khashoggi sebagai Aksi Terburuk

Sejumlah media Turki dan dunia memberitakan Khashoggi dibunuh oleh 15 orang, dengan jenazahnya dimutilasi dan dilenyapkan menggunakan cairan asam.

Tim 15 orang itu dikabarkan bergerak atas perintah penasihat MBS bidang komunikasi, Saud al-Qahtani. Bahkan. Qahtani memerintahkan pembunuhan melalui Skype.

Selasa (23/10/2018), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan Khashoggi merupakan korban dari pembunuhan berencana yang kejam.

Dia menjelaskan sebelum Khashoggi dibunuh, tiga warga negara Saudi tiba di Istanbul sehari sebelumnya dan bergerak untuk memetakan lokasi.

Erdogan meminta agar 18 orang yang diklaim telah ditangkap otoritas Saudi untuk dibawa ke Istanbul dan diadili di sana.

Baca juga: Raja dan Putra Mahkota Saudi Temui Keluarga Jamal Khashoggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com