Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamat dari Gempa Palu, Atlet Paralayang Singapura Tewas di India saat Beraksi

Kompas.com - 24/10/2018, 08:34 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com — Atlet paralayang asal Singapura, Ng Kok Choong, tewas saat beraksi di India.  Jasadnya ditemukan pada Selasa (23/10/2018), sehari setelah dia dinyatakan hilang.

Diwartakan Straits Times, pria berusia 53 tahun itu sebelumnya selamat dari gempa berkekuatan 7,4 magnitudo di Palu, Sulawesi Tengah.

Menurut situs resmi Federasi Olahraga Udara Singapura, Ng beraksi sekitar pukul 11.00 pada Senin (22/10/2018) di Bir-Billing, Himachal Pradesh.

Ternyata, cuaca saat itu berubah menjadi buruk dan dia tidak kembali ke hotelnya usai beraksi.

Baca juga: Apa yang Terjadi dengan Bantuan Kemanusiaan di Palu dan Donggala?

Kemudian, pihak berwenang di India menemukan jenazah Ng, yang diambil dengan bantuan helikopter.

"Warga Singapura itu terdaftar sebagai atlet paralayang dan hilang usai lepas landas dari Bir-Billing pada Senin lalu," ujar pejabat pemerintah setempat, Baijnath Vikas Shukla, seperti dikutip dari Hindustan Times.

Dia menambahkan, Ng kemungkinan tewas karena kehilangan kendali akibat angin kencang dan mengalami kecelakaan di sisi lain pegunungan.

"Kami berdoa untuk jiwamu, sahabat kami. Kami akan merindukanmu. Beristirahatlah dengan tenang," demikian ucapan duka dari Federasi Olahraga Udara Singapura.

Menurut laporan media lokal, Tribune, Ng berada di Bir-Billing untuk mengikuti kompetisi Paragliding World Cup, yang dimulai pada Sabtu mendatang.

Ng merupakan pensiunan agen real estate. Dia berada di Palu karena berpartisipasi dalam kompetisi paralayang bulan lalu.

Namun, gempa mengguncang daerah tersebut. Dia dan rekannya dari Belgia, Francois de Neuville, meninggalkan hotel untuk mengunjungi festival di pantai terdekat saat gempa melanda.

Kembali ke hotel untuk mencari perlindungan, mereka malah mendapati seorang gadis kecil dan ibunya terjebak di bawah reruntuhan.

Pada awalnya, mereka berhasil menyelamatkan gadis, lalu baru ibunya keluar dari reruntuhan beberapa jam kemudian.

Baca juga: Korban Tewas Gempa dan Tsunami Palu Bertambah, Kini Tercatat 2.113 Orang

"Mereka menangis dan kami berlari menghampiri mereka, mencoba untuk menarik guna membantu mereka keluar," katanya.

"Kami berhasil mengeluarkan gadis kecil, tapi ibunya masih terjebak," kenang Ng.

Dia mengaku dapat melihat tsunami cepat mendekat sebelum menyelamatkan ibu gadis tersebut.

Ng termasuk di antara 60 warga asing yang dievakuasi transportasi militer Indonesia dan kembali ke Singapura pada 30 September 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com