Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Saudi: Kami Mengalami Krisis karena Kasus Jamal Khashoggi

Kompas.com - 23/10/2018, 20:04 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

RIYADH, KOMPAS.com - Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih menyebut saat ini negaranya berada dalam kasus sejak kasus pembunuhan Jamal Khashoggi mencuat.

Pernyataan itu disampaikan Falih di sela konferensi Inisiatif Investasi Masa Depan (FII) yang tak dihadiri sejumlah perusahaan besar dunia.

Baca juga: Dibayangi Skandal Khashoggi, Konferensi Investasi di Riyadh Dibuka

Diwartakan AFP Selasa (23/10/2018), konferensi berjuluk "Davos di Padang Pasir" itu tetap digelar setelah Saudi mengakui Khashoggi tewas pada 2 Oktober lalu.

"Seperti yang sudah diketahui, kami mengalami krisis. Pembunuhan Khashoggi sangat disayangkan. Tak seorangpun di kerajaan ini yang membenarkannya," ujar Falih.

Dia kemudian memuji CEO perusahaan energi raksasa Perancis Total, Patrick Pouyanne, yang tetap menghadiri acara berdurasi tiga hari tersebut.

Berdiri di panggung yang sama dengan Falih, Pouyanne berujar dia memahami posisi Saudi. "Ini adalah momen di mana Anda memperkuat persahabatan," tutur dia.

Selain Pouyanne, FII juga dihadiri Direktur Dana Investasi Rusia Kirill Dimitriyev serta Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.

Sedangkan nama-nama besar yang batal hadir adalah Direktur IMF Christine Lagarde dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.

Nama lain yang batal hadir misalnya CEO Siemens Joe Kasser, direktur korporasi JP Morgan, Ford, serta perusahaan transportasi online Uber.

Sedangkan media-media besar seperti Bloomberg, CNN, dan The Financial Times juga dipastikan tidak mengambil bagian.

Sebelumnya, Khashoggi menghilang ketika hendak mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz, di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.

Pihak Saudi awalnya bersikukuh Khashoggi telah meninggalkan gedung. Namun sumber internal Turki berujar dia telah dibunuh di dalam konsulat.

Penyelidik Turki mengklaim telah mengamankan bukti rekaman pembunuhan Khashoggi di mana kontributor The Washington Post itu dimutilasi.

Dia dibunuh 15 orang, di mana salah satunya merupakan pakar forensik, Salah al-Tubaigy, yang memutilasi Khashoggi sambil mendengarkan musik.

Pada pekan lalu, Riyadh akhirnya mengakui bahwa Khashoggi tewas akibat pertikaian di dalam konsulat. Mereka juga menyebut telah menahan 18 orang.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Saudi menyerahkan para pelaku agar diadili di Istanbul, dan berkata Khashoggi merupakan korban pembunuhan berencana.

Baca juga: 6 Misteri dalam Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com