Sejumlah sumber Turki mengatakan kepada media terdapat rekaman audio proses interogasi, penyiksaan, hingga pembunuhan Khashoggi.
Namun, hingga saat ini Turki tidak pernah menunjukkan langsung rekaman itu. Bahkan, Presiden AS Donald Trump ikut meminta bukti rekaman audio itu.
Sejumlah sumber mengatakan, Turki belum memberikan rekaman audio itu ke AS atau para sekutunya.
Baca juga: Bertemu Menlu RI, Menlu Saudi Janji Tuntaskan Kasus Khashoggi
Menlu Turki Mevluy Cavusoglu menegaskan, negeri itu tidak memberikan bukti ke negara mana pun tetapi dipastikan terdapat diskusi di antara badan-badan intelijen.
Pemerintah Turki mengklaim sebanyak 15 staf intelijen, keamanan, dan forensik Saudi termasuk beberapa jenderal tiba di gedung konsulat secara terpisah di hari pembunuhan terjadi.
Menurut Erdogan salah satu hal pertama yang mereka lakukan adalah melepas "hard drive" dari sistem CCTV konsulat.
Ke-15 orang itu keluar dari konsulat beberapa jam setelah kedatanga mereka dan langsung meninggalkan Turki di malam harinya.
Setelah tunangan Khashoggi melapor kepada aparat kepolisian Turki empat jam setelah Khashoggi menghilang barulah polisi melakuan investigasi.
Gedung konsulat tidak langsung digeledah karena terbentur masalah kekebalan diplomatik.
Setelah masalah itu diatasi penyelidikan berlanjut tetapi tim penyidik dihalangi saat hendak masuk ke gedung konsulat.
Polisi diizinkan masuk seetlah sejumlah kendaraan meninggalkan konsulat dan para staf serta petugas kebersihan memasuki gedung.
Belum ada penjelasan dari pemerintah Saudi soal penundaan penggeledahan di kantor konsulat.
Pemerintah Saudi mengatakan, 18 orang telah ditahan terkait kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.
Baca juga: Usai Khashoggi Dibunuh, Staf Konsulat Bakar Dokumen Sang Jurnalis
Namun, hingga kini aparat keamanan Saudi tidak merilis identitas ke-18 orang yang ditahan itu.
Di sisi lain, lima orang pejabat senior yang dekat dengan Pangeran MBS dipecat terkait skandal tersebut.